MODUL 6 – Access Control List
Software menggunakan Packet Tracer Versi Terbaru
Praktikum :
⦁ Standard Access List
⦁ Extended Access List
Waktu Praktikum : 3 x 50 Menit
LAPORAN AKHIR MODUL 6-Access Control list
⦁ Ikuti aturan modul praktikum
⦁ Lampirkan seluruh hasil percobaan, Screen shoot console dan gambarnya disertai komentar anda. Lalu simpan hasilnya ke dalam file word.
Format file word : NIM_NamaMhs_Modul6.docx
⦁ Simpan hasil konfigurasi Packet Tracer kedalam File PKT
Format File PKT:
NamaMhs_Modul6-1.pkt NamaMhs_Modul6-2.pkt
Kumpulkan hasilnya ke Asprak maksimal pada hari yang sama sd Pkl 17.00 WIB
MODUL 6 –Access Control List
Modul 6.1 Standard Access Control List
⦁ Maksud dan Tujuan
Mahasiswa dapat mengimplementasikan Standard ACL pada pengalamatan IPv4 serta troubleshootingnya
⦁ Konsep Dasar
Karakterisik ACL secara umum
⦁ Menentukan tipe dan karakteristik traffic yang akan di control
⦁ Mengidentifikasi traffic dengan permit atau deny
⦁ Dapat men-deny traffic spesifik atau secara keseluruhan
⦁ Terdapat implisit deny any pada akhir baris access list secara default
⦁ Masing-masing baris hanya untuk satu protokol spesifik
⦁ Masing-masing interface router maksimal hanya punya dua access list untuk masingmasing protocol, satu incoming traffic dan satu outgoing traffic
⦁ Ketika access list di assign untuk interface, tentukan apakah untuk incoming atau outgoing
⦁ Access list sifatnya global di router, tapi filter traffic hanya berlaku di interface yang di assign access list
⦁ Masing-masing access list dapat di assign ke beberapa interface
⦁ Akan tetapi tiap interface hanya boleh satu incoming dan satu outgoing
⦁ Access list dapat digunakan untuk nge-log traffic yang match dengan access list statement
⦁ Access list yang di terapkan ke inbound traffic dilakukan sebelum routing decision
⦁ Access list yang di terapkan ke outbound traffic dilakukan setelah routing decision
⦁ Ketikkan rule access list secara berurutan, dengan statement paling restrictive berada di atas
ACL Standard
⦁ Nomor : 1-99
⦁ Digunakan untuk filter source IP address
⦁ Permit / Deny semua protocol suite TCP/IP
⦁ Di-assign pada router yang terdekat dengan destination
Konfigurasi ACL
Untuk melakukan setting ACL di router, pertama setting rule ACL terlebih dahulu di mode global router, kemudian langkah kedua assign rule ACL tersebut di interface.
Router(config)# access-list 1 permit/deny source hostname/ip/network
Router(config)# access-list 1 permit/deny any
Router(config)# interface fa0/0
Contoh Konfigurasi ACL
Rule ACL : allow akses VTY line 0-4 dari internal network 192.168.1.0/24 :
Router(config)# access-list 12 permit 192.168.1.0 0.0.0.255
Router(config)# line vty 0 4
Router(config)# access-class 12 .in
Untuk menyatakan match sebuah host bisa menggunakan 2 cara :
⦁ Dengan wildcard mask “0.0.0.0”, misal 192.168.1.1 0.0.0.0
⦁ Dengan keyword “host”, misal host 192.168.1.1
Untuk menyatakan match semua host bisa menggunakan 2 cara :
⦁ Dengan wildcard mask “255.255.255.255”, misal 0.0.0.0 255.255.255.255
⦁ Dengan keyword “any”, misal any source atau destination
⦁ Konfigurasi Standard ACL
Topologi Standard ACL :
Gambar 6.1.1 Topologi Standard ACL
Tabel 6.1.1 Pengisian Alamat IP
Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway
R1-XXX-
XXX
Fa0/0
192.168.1.254
255.255.255.0
N/A
Fa1/0 12.12.12.1 255.255.255.0 N/A
lo1 172.16.1.1 255.255.255.0 N/A
lo2 172.16.2.2 255.255.255.0 N/A
R2-XXX-
XXX
Fa0/0
192.168.2.254
255.255.255.0
N/A
Fa1/0 12.12.12.2 255.255.255.0 N/A
lo3 172.16.3.3 255.255.255.0 N/A
lo4 172.16.4.4 255.255.255.0 N/A
S1-XXX N/A VLAN 1 N/A N/A
S2-XXX N/A VLAN 1 N/A N/A
Laptop1 NIC 192.168.1.1 255.255.255.0 192.168.1.254
Laptop2 NIC 192.168.2.1 255.255.255.0 192.168.2.254
Konfigurasi Standard ACL
Login console ke R1-XXX atau R2-XXX untuk mempraktikkan Standard ACL.
Sebelum menerapkan ACL, konfigurasikan Routing RIP agar secara default antar jaringan bisa saling terhubung.
#1. Buat rule ACL standard seperti dibawah ini:
⦁ Deny host 192.168.1.1 berkomunikasi dengan network 192.168.2.0
⦁ Deny network 172.16.1.0 berkomunikasi dengan network 192.168.2.0
⦁ Permit semua trafik lainnya
Gunakan ACL number 1 untuk rule 1-3 diatas
Laptop1>ipconfig
FastEthernet0 Connection:(default port)
Link-local IPv6 Address.........: FE80::201:43FF:FE3A:AEC2 IP Address......................: 192.168.1.1
Subnet Mask.....................: 255.255.255.0
Default Gateway.................: 192.168.1.254
Tampilkan ipconfig Laptop1 sebelum disetting ACL
Laptop1>ping 192.168.2.1
Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=0ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=0ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=0ms TTL=126 Ping statistics for 192.168.2.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
Laptop1 dapat melakukan tes Ping ke Laptop2 yang berada di network 192.168.2.0
R2-XXX(config)#access-list 1 deny 192.168.1.1 0.0.0.0
R2-XXX(config)#access-list 1 deny 172.16.1.0 0.0.0.255
R2-XXX(config)#access-list 1 permit any
Setting ACL Standar di R2-XXX
ACL telah disetting di R2-XXX sesuai urutan rule nomor 1-3 di atas. Ingat konsep ACL standar : close to the destination router.
Setelah mensetting rule ACL di R2-XXX, langkah selanjutnya yaitu menempatkan ACL tersebut di interface agar bekerja efektif. ACL ditempatkan di interface outgoing menuju network 192.168.2.0.
R2-XXX(config)#interface fa0/0
R2-XXX(config-if)#ip access-group 1 out
Apply ACL di Interface Fa0/0 R2-XXX
Verifikasi
R2-XXX#show access-list Standard IP access list 1 10 deny host 172.16.1.1
20 deny 192.168.1.0 0.0.0.255
30 permit any R2-XXX#
Tampilkan access-list standard yang sudah dibuat di R2-XXX
Laptop1>ping 192.168.2.1
Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:
Reply from 12.12.12.2: Destination host unreachable. Reply from 12.12.12.2: Destination host unreachable. Reply from 12.12.12.2: Destination host unreachable. Reply from 12.12.12.2: Destination host unreachable. Ping statistics for 192.168.2.1:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss)
Tes Ping dari Laptop1 ke Laptop2
ACL sudah berjalan sesuai dengan rule diatas bahwa host 192.168.1.1 tidak boleh berkomunikasi dengan network 192.168.2.0. Kemudian kita akan tes dengan IP selain 192.168.1.1.
Tes Ping dari Laptop1 ke Laptop2 dengan mengubah IP address Laptop1 selain 192.168.1.1
Laptop1>ipconfig
FastEthernet0 Connection:(default port)
Link-local IPv6 Address.........: FE80::201:43FF:FE3A:AEC2 IP Address......................: 192.168.1.3
Subnet Mask.....................: 255.255.255.0
Default Gateway.................: 192.168.1.254
Laptop1>ping 192.168.2.1
Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=11ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=11ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=0ms TTL=126 Ping statistics for 192.168.2.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 11ms, Average = 5ms
Dengan IP 192.168.1.3 ternyata berhasil tes Ping host yang berada di network 192.168.2.0. Dengan demikian rule ACL baris ke-1 sudah berhasil memfilter host 192.168.1.1 saat mengakses network 192.168.2.0.
R1-XXX#ping
Protocol [ip]: [ENTER]
Target IP address: 192.168.2.1 Repeat count [5]: [ENTER] Datagram size [100]: [ENTER] Timeout in seconds [2]: [ENTER] Extended commands [n]: y
Source address or interface: loopback1
Type of service [0]: [ENTER]
Set DF bit in IP header? [no]: [ENTER] Validate reply data? [no]: [ENTER] Data pattern [0xABCD]: [ENTER]
Loose, Strict, Record, Timestamp, Verbose[none]: [ENTER] Sweep range of sizes [n]: [ENTER]
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.2.1, timeout is 2 seconds: Packet sent with a source address of 172.16.1.1
UUUUU
Success rate is 0 percent (0/5)
Tes Ping dari Loopback1 ke Laptop2
Tes Ping dari Loopback1 ke Laptop2 hasilnya 0 percent dan ditampilkan kode U (unreachable). Berarti rule ACL baris ke-2 sudah berhasil.
Untuk verifikasi rule ACL baris ke-3 yaitu permit semua trafik lainnya, kita akan mencoba tes Ping dari Loopback2 ke Laptop2 dengan extended ping.
R1-XXX#ping
Protocol [ip]: [ENTER]
Target IP address: 192.168.2.1 Repeat count [5]: [ENTER] Datagram size [100]: [ENTER] Timeout in seconds [2]: [ENTER] Extended commands [n]: y
Source address or interface: loopback2
Type of service [0]: [ENTER]
Set DF bit in IP header? [no]: [ENTER] Validate reply data? [no]: [ENTER] Data pattern [0xABCD]: [ENTER]
Loose, Strict, Record, Timestamp, Verbose[none]: [ENTER] Sweep range of sizes [n]: [ENTER]
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.2.1, timeout is 2 seconds: Packet sent with a source address of 172.16.2.2
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 0/0/1 ms
Dari hasil tes Ping extended dari Loopback2 ke Laptop2 memberikan success rate 100%. Berarti rule ACL baris ke-3 sudah berhasil diimplementasikan.
R2-XXX#show ip interface fa0/0
FastEthernet0/0 is up, line protocol is up (connected) Internet address is 192.168.2.254/24
Broadcast address is 255.255.255.255 Address determined by setup command MTU is 1500 bytes
Helper address is not set
Directed broadcast forwarding is disabled Outgoing access list is 1
Inbound access list is not set Proxy ARP is enabled
Security level is default Split horizon is enabled
ICMP redirects are always sent ICMP unreachables are always sent ICMP mask replies are never sent IP fast switching is disabled
IP fast switching on the same interface is disabled IP Flow switching is disabled
IP Fast switching turbo vector
Tampilkan interface access-list standard di R2-XXX
Output interface access-list diatas, di Fa0/0 R2-XXX terdapat outgoing access-list dengan number 1.
#2. Buat rule ACL standard seperti dibawah ini untuk R1-XXX:
⦁ Deny host 192.168.2.1 berkomunikasi dengan network 192.168.1.0
⦁ Deny network 172.16.3.0 berkomunikasi dengan network 192.168.1.0
⦁ Permit semua trafik lainnya
Untuk mempraktikkan rule ACL standard diatas, hapus ACL yang telah disetting di R2-XXX. Cara menghapus rule ACL dengan command : no access-list [number-acl]. Dan hapus juga di interface yang dipasang ACL dengan command : no ip access-group [number-acl] out.
Note :
Note: ulangi langkah yang sama seperti di Halaman 67 untuk menerapkan ACL di R1- XXX sesuai dengan rule #2 diatas.
Review
⦁ Jika ada kesalahan penulisan rule di numbered ACL standar, bagaimana cara melakukan pengeditan rule-nya?
⦁ Jelaskan perbedaan antara numbered ACL dan named ACL?
⦁ Praktikkan rule ACL diatas (#1 maupun #2) menggunakan named ACL secara bergantian?
⦁ Buatlah rule ACL dibawah ini di R1-XXX maupun R2-XXX dan aplikasikan rule ACL tersebut di R1-XXX maupun R2-XXX? Verifikasi rule tersebut dengan mencoba akses telnet dari Laptop1 dan Laptop2.
R1-XXX
⦁ Hanya Laptop2 yang boleh akses telnet R1-XXX
⦁ Host lainnya tidak diperbolehkan akses telnet R1-XXX
R2-XXX
⦁ Hanya Laptop1 yang boleh akses telnet R2-XXX
⦁ Host lainnya tidak diperbolehkan akses telnet R2-XXX
Modul 6.2 Extended Access Control List
⦁ Maksud dan Tujuan
Mahasiswa dapat mengimplementasikan Extended Access Control List pada pengalamatan IPv4 serta troubleshootingnya
⦁ Konsep Dasar
Karakterisik ACL secara umum
⦁ Menentukan tipe dan karakteristik traffic yang akan di control
⦁ Mengidentifikasi traffic dengan permit atau deny
⦁ Dapat men-deny traffic spesifik atau secara keseluruhan
⦁ Terdapat implisit deny any pada akhir baris access list secara default
⦁ Masing-masing baris hanya untuk satu protokol spesifik
⦁ Masing-masing interface router maksimal hanya punya dua access list untuk masing
⦁ masing protocol, satu incoming traffic dan satu outgoing traffic
⦁ Ketika access list di assign untuk interface, tentukan apakah untuk incoming atau outgoing
⦁ Access list sifatnya global di router, tapi filter traffic hanya berlaku di interface yang di assign access list
⦁ Masing-masing access list dapat di assign ke beberapa interface
⦁ Akan tetapi tiap interface hanya boleh satu incoming dan satu outgoing
⦁ Access list dapat digunakan untuk nge-log traffic yang match dengan access list statement
⦁ Access list yang di applied ke inbound traffic dilakukan sebelum routing decision
⦁ Access list yang di applied ke outbound traffic dilakukan setelah routing decision
⦁ Ketikkan rule access list secara berurutan, dengan statement paling spesifik berada di atas
ACL Extended
1. Nomor : 100-199
⦁ Digunakan untuk filter source dan destination IP address
⦁ Dapat memfilter spesifik protocol IP dan port number
⦁ Assign pada router yang terdekat dengan source (close to the source router)
Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway
R1-XXX Fa0/0 192.168.1.254 255.255.255.0 N/A
Fa1/0 10.10.10.1 255.255.255.0 N/A
lo1 172.16.1.1 255.255.255.0 N/A
lo2 172.16.2.2 255.255.255.0 N/A
Konfigurasi Extended ACL
Untuk melakukan setting ACL di router, pertama setting rule ACL terlebih dahulu di mode global router, kemudian langkah kedua assign rule ACL tersebut di interface.
Router(config)# access-list 100 permit/deny protocol source_IP destination_IP
Router(config)# access-list 100 permit/deny protocol source_IP port destination_IP port
Router(config)# access-list 100 permit/deny protocol any any
Router(config)# interface fa0/0
Router(config)# ip access-group 1 in/out
Untuk menyatakan match sebuah host bisa menggunakan 2 cara :
⦁ Dengan wildcard mask “0.0.0.0”, misal 192.168.1.1 0.0.0.0
⦁ Dengan keyword “host”, misal host 192.168.1.1
Untuk menyatakan match semua host bisa menggunakan 2 cara :
⦁ Dengan wildcard mask “255.255.255.255”, misal 0.0.0.0 255.255.255.255
⦁ Dengan keyword “any”, misal any source atau destination
⦁ Konfigurasi Extended Acccess Control List
Topologi Extended ACL
Gambar 6.2.1 Topologi Extended ACL Tabel 5.2.1 Pengisian Alamat IP
R2-XXX Fa0/0 192.168.2.254 255.255.255.0 N/A
Fa1/0 20.20.20.1 255.255.255.0 N/A
lo3 172.16.3.3 255.255.255.0 N/A
lo4 172.16.4.4 255.255.255.0 N/A
CENTRAL Fa0/0 10.10.10.2 255.255.255.0 N/A
Fa1/0 20.20.20.2 255.255.255.0 N/A
S1-XXX N/A VLAN 1 N/A N/A
S2-XXX N/A VLAN 1 N/A N/A
Laptop1 NIC 192.168.1.1 255.255.255.0 192.168.1.254
Laptop2 NIC 192.168.2.1 255.255.255.0 192.168.2.254
Webserver NIC 192.168.1.11 255.255.255.0 192.168.1.254
Konfigurasi
Login console ke R1-XXX atau R2-XXX untuk mempraktikkan Lab 10-ACL Extended. Sebelum menerapkan ACL, Konfigurasi Routing RIP terlebih dulu agar antar jaringan secara default dapat terhubung.
#1. Buat rule ACL extended seperti dibawah ini:
⦁ Allow host 192.168.2.1 mengakses service SSH R1-XXX
⦁ Allow network R2-XXX mengakses service HTTP ke mana saja
⦁ Deny semua trafik lainnya
Gunakan ACL number 100 untuk rule 1-3 diatas.
Laptop2>ipconfig
FastEthernet0 Connection:(default port)
Link-local IPv6 Address.........: FE80::260:2FFF:FE42:A6D3 IP Address......................: 192.168.2.1
Subnet Mask.....................: 255.255.255.0
Default Gateway.................: 192.168.2.254
Tampilkan ipconfig Laptop2 sebelum disetting ACL
Laptop2>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=13ms TTL=125 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=12ms TTL=125 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=13ms TTL=125 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=7ms TTL=125 Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 7ms, Maximum = 13ms, Average = 11ms
Laptop2 dapat melakukan tes Ping ke Laptop1 yang berada di network 192.168.1.0
R2-XXX(config)#access-list 100 permit tcp host 192.168.2.1 host 10.10.10.1
eq 22
R2-XXX(config)#access-list 100 permit tcp any any eq 80
Setting ACL Extended di R2-XXX
ACL telah disetting di R2-XXX sesuai urutan rule nomor 1-3 di atas. Mengapa menempatkan ACL- nya di R2-XXX? Agar rule tersebut berjalan normal saat di eksekusi, maka kita taruh di dekat router source.
Ingat konsep ACL extended : close to the source router. Karena implicit deny ada dibaris terakhir ACL, maka kita tidak perlu menuliskan rule ACL tersebut.
Setelah mensetting rule ACL di R2-XXX, langkah selanjutnya yaitu menempatkan ACL tersebut di interface agar bekerja efektif. Rule ACL ditempatkan di interface outgoing menuju network luar di Fa1/0 R2-XXX.
R2-XXX(config)#interface fa1/0
R2-XXX(config-if)#ip access-group 100 out
Apply ACL di Interface Fa1/0 R2-XXX
Verifikasi
R2-XXX#show access-list
Extended IP access list 100
10 permit tcp host 192.168.2.1 host 10.10.10.1 eq 22
20 permit tcp any any eq www R2-XXX#
Tampilkan access-list extended yang sudah dibuat di R2-XXX
Laptop2>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),
Tes Ping dari Laptop2 ke Laptop1
ACL sudah berjalan sesuai dengan rule nomer 3 diatas, deny semua traffic lainnya termasuk ping dari Laptop2 ke Laptop1. Perhatikan yang memberikan reply dari router R2-XXX (192.168.2.254).
Laptop2>ipconfig
FastEthernet0 Connection:(default port)
Link-local IPv6 Address.........: FE80::260:2FFF:FE42:A6D3 IP Address......................: 192.168.2.3
Tes Ping dari Laptop2 ke Laptop1 dengan mengubah IP address Laptop2 selain 192.168.2.1
Subnet Mask.....................: 255.255.255.0
Default Gateway.................: 192.168.2.254
Laptop2>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),
Dengan IP 192.168.2.3 ternyata tidak berhasil tes Ping host yang berada di network 192.168.1.0.
Laptop2>ping 10.10.10.1
Pinging 10.10.10.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Ping statistics for 10.10.10.1:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),
Tes Ping dari Laptop2 ke R1-XXX
Tes Ping dari Laptop2 ke R1-XXX gagal.
Laptop2>ping 20.20.20.2
Pinging 20.20.20.2 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.254: Destination host unreachable. Ping statistics for 20.20.20.2:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),
Tes Ping dari Laptop2 ke router CENTRAL
Dari hasil tes Ping Laptop2 ke router CENTRAL juga gagal
R2-XXX#show ip interface fa1/0
FastEthernet1/0 is up, line protocol is up (connected) Internet address is 20.20.20.1/24
Broadcast address is 255.255.255.255 Address determined by setup command MTU is 1500 bytes
Helper address is not set
Directed broadcast forwarding is disabled Outgoing access list is 100
Tampilkan interface access-list extended di R2-XXX
Inbound access list is not set Proxy ARP is enabled
Security level is default Split horizon is enabled
ICMP redirects are always sent ICMP unreachables are always sent ICMP mask replies are never sent IP fast switching is disabled
IP fast switching on the same interface is disabled
Dari output interface access-list diatas, di Fa1/0 R2-XXX terdapat outgoing access-list dengan number 100.
Laptop2>ipconfig
FastEthernet0 Connection:(default port)
Link-local IPv6 Address.........: FE80::260:2FFF:FE42:A6D3 IP Address......................: 192.168.2.1
Subnet Mask.....................: 255.255.255.0
Default Gateway.................: 192.168.2.254
Laptop2>ssh -l admin 10.10.10.1
Open Password:
Unauthorized access prohibited! R1-XXX>enable
Password:
R1-XXX#
Tampilkan Akses SSH dari Laptop2 ke R1-XXX
Akses SSH dari Laptop2 ke R1-XXX berhasil. Hal ini sesuai dengan rule ACL extended nomer 1.
R2-XXX#show access-list
Extended IP access list 100
10 permit tcp host 192.168.2.1 host 10.10.10.1 eq 22 (154 match(es))
20 permit tcp any any eq www R2-XXX#
Tampilkan access-list extended setelah di jalankan akses SSH ke R1-XXX
Perhatikan pada baris pertama rule ACL terdapat 154 match(es) artinya jumlah attempt yang
match dengan rule baris ke-1 dimana Laptop2 diperbolehkan mengakses service SSH ke R1-XXX. Jumlah match akan terus naik seiring dengan jumlah koneksi SSH dari Laptop2 ke R1-XXX.
Jalankan Web Browser di Laptop2 untuk Mengakses Web Server di Network A
Klik Laptop2 -> Pilih tab Desktop -> Web Browser -> Isikan IP Web Server :192.168.1.11 ->ENTER.
Gambar 6.2.2 Layanan Web Server
Service HTTP WebServer berhasil diakses dari Laptop2. Coba ganti IP address Laptop2 selain 192.168.2.1, kemudian akses WebServer dan pastikan berhasil karena service HTTP memang diperbolehkan diakses dari network R2-XXX mana saja.
R2-XXX#show access-list
Extended IP access list 100
10 permit tcp host 192.168.2.1 host 10.10.10.1 eq 22 (155 match(es))
20 permit tcp any any eq www (11 match(es))
Tampilkan access-list extended setelah mengakses Web Server di R1-XXX
Dari output baris rule nomor 2 diatas, bagian akhir baris terdapat 11 match(es) artinya jumlah attempt yang dilakukan oleh source any ketika mengakses HTTP.
Dari informasi output show access-list dapat disimpulkan bahwa ACL yang telah kita buat sudah berhasil melewatkan traffic SSH dan HTTP.
Review
⦁ Praktikkan akses SSH dari Laptop2 ke router CENTRAL? Apakah berhasil atau tidak?
⦁ Apabila tidak berhasil, buatlah rule ACL agar akses SSH dari Laptop2 ke router CENTRAL dapat dilakukan?
⦁ Buatlah ACL dengan tipe named menggunakan rule ACL?
0 komentar