• Pengukuran Antena

    Modul 5 : Pengukuran Antena
    5.1 Tujuan
    Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
    1. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi MMANA-GAL
    2. Mahasiswa mampu melakukan Simulasi Antena
    3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi parameter antenna
    5.2 Alat & Bahan
    Alat yang digunakan adalah :
    1. Laptop
    2. Aplikasi MMANA-GAL
    5.3 Teori Penunjang
    Antena merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk merubah sinyal listrik menjadi gelombang
    electromagnet dan memancarkannya ke udara. Atau sebaliknya yaitu menerima gelombang
    electromagnet dari udara dan kemudian merubahnya menjadi sinyal listrik . Dalam perancangan
    sebuah antenna, beberapa parameter yang akan menjadi pertimbangan adalah :
    1. Bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
    Pola radiasi antenna merupakan suatu pernyataan grafis yang menggambarkan sifat suatu
    radiasi suatu antenna pada medan jauh sebagai fungsi arah. Dengan adanya gambaran pola radiasi
    maka pancaran yang dihasilkan oleh antenna tersebut dapat kita lihat. Pada gambar 5.1 merupakan
    dimensi pola radiasi antena.
    Gambar 5.1 Pola Radiasi Antena
    Pada gambar 5.1 merupakan arah penyebaran gelombang electromagnet dari sebuah antenna.
    Adapun bagian – bagian dari gambar diatas adalah :
    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel 24
    a. Mayor Lobe merupakan pancaran utama dari pola radiasi suatu antenna
    b. side lobe ( cuping samping) merupakan pancaran – pancaran kecil yang dekat dengan
    pancaran utama dari pola radiasi
    c. back lobe ( cuping belakang) merupakan pancaran yang letaknya berlawanan dengan
    pancaran utama dari pola radiasi.
    d. Titik setengah daya merupakan suatu titik pada pancaran utama yang mempunyai nilai daya
    setengah dari harga maksimumnya
    e. HPBW ( Half Power Beam Width ) merupakan lebar sudut yang memisahkan dua titik setengah
    daya pada pancaran utama dari pola radiasi.
    f. FNBW (First Null Beam Width ) lebar sudut dimana dayanya nol dari pola radiasi yang
    dipancarkan.
    Berdasarkan pola radiasi yang dipancarkan terdapat tiga pola radiasi antenna yaitu :
    a. Pola Isotropis yaitu pola antenna referensi dimana pola radiasi seperti bola menyebar ke
    segala arah. Pola ini hanya digunakan sebagai standar saja karena dalam
    pengimplementasiannya tidak ada.
    b. Pola Directional merupakan pola radiasi antenna dimana pola radiasi maksimumya berada
    pada satu sisi tertentu saja.
    Gambar 5. 1 Pola radiasi directional
    c. Pola Radiasi omnidirectional merupakan pola radiasi antenna yang menyebar ke segala arah.
    Gambar 5. 2 Pola radiasi omnidirectional
    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel 25
    2. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
    VSWR adalah perbandingan antara tegangan maksimum dan minimum pada suatu gelombang
    berdiri akibat adanya pantulan gelombang yang disebabkan tidak matching-nya impedansi input
    antena dengan saluran feeder
    𝑉𝑆𝑊𝑅 =
    𝑉𝑀𝑎𝑥
    𝑉𝑀𝑖𝑛
    =
    1+|𝜏(𝑧)|
    1−|𝜏(𝑧)|
    𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝜏(𝑧)𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑡𝑢𝑙 Pers. (1)
    Dengan 0 ≤ |𝜏(𝑧)| ≤ 1, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑆𝑊𝑅 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 1 ≤ 𝑉𝑆𝑊𝑅 ≤ ∞
    Dari pers. 1 diatas terlihat bahwa pengukuran VSWR akan berhubungan dengan pengukuran
    koefisien refleksi sebuah antenna, sehingga VSWR ini sangat erat kaitannya dengan kemampuan
    suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang ditentukan.
    3. Direktivitas dan gain
    DIrektifitas gain merupakan rasio perkalian 4 dari intensitas radiasi maksimum sebagai fungsi
    arah dan sudut terhadap total daya yang diradiasikan melalui antenna. Sedangkan directivity Gain
    merupakan perbandingan dari intensitas radiasi maksimum pada suatu arah tertentu dengan
    intensitas radiasi rata-rata.
    Sedangkan gain merupakan perbandingan intensitas daya yang diterima dengan daya yang
    dipancarkan. Sehingga gain ini merupakan suatu ukuran dalam pengukuran karakteristik antenna
    yang menyatakan kemampuan antenna dalam menyearahkan daya.
    4. Half Power Beamwidth
    HPBW merupakan lebar sudut yang memisahkan Antara dua titik pada beam utama dari suatu
    pola daya, dimana daya pada dua titik tersebut sama dengan setengah dari daya maksimumnya.
    5. Impedansi input yang dimiliki.
    Impedansi input merupakan impedansi yang diukur pada titik catu pada terminal antenna
    yang merupakan perbandingan tegangan dan arus pada titik tersebut. Impedansi dinyatakan dalam
    bentuk kompleks yang memiliki bagian real dan imajiner. Bagian real merupakan resistansi
    masukan yang menyatakan daya yang diradiasikan oleh antenna pada medan jauh. Sedangkan
    bagian imajiner merupakan reaktansi masukan yang menyatakan daya yang tersimpan pada medan
    dekat antenna. Impedansi suatu antenna dapat dituliskan seperti pers.2 dibawah ini.
    𝑍𝑖𝑛 = 𝑅𝑖𝑛 + 𝑗𝑋𝑖𝑛 pers. 2
    Impedansi antenna sangat penting untuk pemindahan daya dari pemancar ke antenna dan
    dari antenna ke penerima.
    5.4 Latihan
    1. Bukalah file MMANA-Gal
    2. Carilah antenna receiver - Bidirectional beverage - dir1.
    3. Rubahlah frekuensinya menjadi 7.050 MHz, Tentukanlah nilai R, jX, Ga, dan SWR.
    4. Gambarlah grafik resonansi untuk Frekuensi, impedansi dan Resistansi
    5. Gambarlah Pola Radiasi untuk antenna tersebut.
    6. Rubahlah frekuensi antenna menjadi 24.900 MHz, dan tentukanlah nilai R. jX, Ga dan SWR
    7. Ulangi proses untuk no. 4 dan no. 5
    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel 26
    8. Tuliskan analisa dan kesimpulan dari hasil pengujiannya
    5.5 Daftar Pustaka
    [1] http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/458/jbptunikompp-gdl-dedeyuswan-22890-3-babii.pdf
    [2] http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/antena-bab1.pdf
    [3] http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi2956330034484.pdf
    [4] http://hamsoft.ca/pages/mmana-gal.php


  • Pengukuran Quality Of Service ( QoS )

    Modul 4 : Pengukuran Quality Of Service ( QoS ) 

    4.1  Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi wireshark  2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran Quality of service menggunakan aplikasi wireshark  3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kualitas suatu jaringan wireless
    4.2 Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah :
    1. Laptop  2. Jaringan WiFi  3. Aplikasi Wireshark  4. Microsoft Excell 
    4.3 Dasar Teori Quality of service atau kualitas layanan jaringan nirkabel adalah suatu kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay. Parameter QoS adalah delay, throughput dan reliability. Delay adalah waktu tiba sejak paket selesai ditransmisikan. Nilai delay dalam sebuah jaringan dipengaruhi oleh kongesti, media fisik, jarak atau waktu proses yang lama. Berdasarkan standar ITU-T besarnya nilai delay terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini .
    Tabel 4.1 . Nilai standar delay berdasarkan ITU-T
    Kategori delay  Besar delay  excellent < 150 ms Good  150 ms – 300 ms poor 300 ms – 450 ms Unnacceptable  450 ms 

    Sedangkan throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada destination pada selang waktu tertentu. Atau dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam mengirimkan data. Dalam hal ini satuan dari throughput adalah bits per secon(bps). Adapun factor-faktor yang mempengaruhi troughput adalah :
    1. Piranti jaringan  2. Tipe yang ditransfer 3. Topologi jaringan  4. Banyaknya pengguna jaringan  5. Spesifikasi computer client dan server 6. Serta induksi listrik dan cuaca.
    Parameter lain dari QoS adalah Jitter. jitter didefinisikan sebagai perubahan delay pada suatu periode. Jitter dapat menyebabkan hilangnya data terutama untuk pengiriman  data dengan kecepatan yang sangat tinggi. Adapun kategori jitter berdasarkan kategori TIPHON (


    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel  22

    Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network), terlihat seperti pada tabel 4. 2 dibawah ini. 
    Tabel 4.2. kategori jitter berdasarkan TIPHON
    Kategori  jitter  Besar jitter  Sangat bagus  0 ms
     Bagus 0 ms – 75 ms Sedang  76 ms – 125 ms Jelek  126 ms

    Parameter QoS yang lain adalah packet loss. Packet loss menunjukkan kegagalan transmisi paket data mencapai tujuannya. Besarnya packet loss ini disebabkan oleh :
    1. Terjadinya overload traffic jaringan  2. Tabrakan dalam jaringan 3. Error yang terjadi pada media fisik 4. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima yang disebabkan karena overflow pada buffer. 
    Kategori packet loss berdasarkan TIPHON terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
    Tabel 4.3 kategori packet loss berdasarkan TIPHON
    Kategori Packet loss Besarnya packet loss Sangat bagus 0% Bagus  3% Sedang  15% Jelek  25%


    4.4 Latihan  1. Install aplikasi wireshark pada laptop masing-masing 2. Jalankan aplikasi wireshark pada laptop masing-masing  3. Capture paket data dalam suatu jaringan wireless selama 10 menit  4. Identifikasi parameter delay, packet loss, jitter serta throughput. 5. Lakukan langkah 2 sampai dengan 4 selama 3 kali.  6. Buat analisa QoS dari hasil pengujiannya. 

    4.5 Daftar Pustaka  [1] International Telecomunication Union, ITU-T G.1010 Series G : Trassmision Systems and Media, Digital System and Networks, Quality of Service and Performance, 2001.
    [2] TIPHON. “Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON);General aspects of Quality of Service (QoS)”, QOS

  • Analisa Jaringan Wireless

    Modul 3 : Analisa Jaringan Wireless 
    3.1  Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jaringan wireless yang telah ada pada suatu lokasi
    2. Mampu menggunakan Vistumbler atau  Netstumbler  3. Mampu menganalisa penggunaan frekuensi yang akan digunakan berdasarkan data yang ditampilkan oleh Netstumbler atau Vistumbler 
    3.2 Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah :
    1. Laptop 
    2. Netstumbler atau VIstumbler
    3.3 Dasar Teori Jaringan wireless merupakan pengembangan dari jaringan LAN dimana setiap user yang akan mengakses jaringan internet menggunakan media gelombang radio yang dipancarkan oleh access point. Dalam pembangunan jaringan wireless ini terdapat beberapa parameter yang harus dipertimbangkan  yaitu : Survey lokasi, topologi jaringan, jarak, penggunaan antenna, towering, penggunaan daya antenna dan radio serta pemilihan gelombang radio. 
    Penggunaan Jaringan wireless yang menggunakan media udara untuk saling bertukar informasi diperlukan adanya pembedaan  link/jalan pada media udara tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan pemakaian frekuensi yang berbeda. Pemakaian frekuensi yang sama akan mengakibatkan interferensi yang selanjutnya mengganggu komunikasi paket data dalam jaringan. Untuk itu, dalam menganalisis kondisi wireless disekitar kita, perlu dilakukan device tuning yang bertujuan mengenali pemakaian frekuensi, channel, SSID, MAC address, dan kualitas sinyal terima, dengan harapan kita dapat melakukan analisis jaringan untuk selanjutnya melakukan perencanaan ataupun perbaikan jaringan.
    Adapun salah satu software yang dapat menunjukkan parameter tersebut diatas adalah software Vistumbler. Informasi yang diperoleh dari software ini adalah yaitu MAC address access point dan frekuensi operasinya, channel yang digunakan di access point, ESSID access point (jika dibroadcast), nama access point (jika dibroadcast) juga tingkat/level noise. Adapun tampilan Vistumbler ditunjukkan oleh gambar 3.1 dibawah ini.


    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel  19


    Gambar 3.1 Tampilan  Vistumbler 

    Sedangkan untuk tampilan grafik dari vistumbler ditunjukkan oleh gambar 3.2 dibawah ini.


    Gambar 3.1 Tampilan  grafik Vistumbler 


    3.4 Latihan  1. Install aplikasi Netstumbler/ Vistumbler pada laptop masing-masing 2. Buka aplikasi netstumbler / Vistumbler  3. Scanning AP yang ada di daerah sekitar anda  4. Identifikasi SSID AP, kekuatan signal, MAC Addrees AP berikut level noise yang muncul. 5. Tentukan kanal yang kosong yang dapat digunakan untuk membangun jaringan wireless diarea anda.


    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel  20


    3.5 Daftar Pustaka  [1] https://www.vistumbler.net/
  • Konfigurasi AD-HOC

    MODUL 2 : Konfigurasi AD-HOC
    1.1 Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami Arsitektur  Jaringan Wireless 2. Mampu Membuat Topologi AD-HOC   3. Mampu melakukan pertukaran data menggunakan topologi AD-HOC. 
    1.2 Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah  Laptop yang terdiri dari 4 buah. 
    1.3 Dasar Teori

    Pada Jaringan  Wireless LAN setiap client tergabung kedalam suatu topologi yang akan memudahkan proses komunikasi data antas setiap client.:
    a. Ad-Hoc (Peer to peer)
    Mode Ad-hoc pada dasarnya mirip dengan topologi bus pada jaringa wired. Pada topologi bus tidak diperlukan peralatan sentral atau penghubung seperti hub atau switch. Mode ad hoc tidak memerlukan central node atau Access Point. Wi-Fi client dapat berkomunikasi secara peer to peer. Setiap Wi-Fi client akan bertindak sebagai penghubung sekaligus repeater(penguat sinyal) bagi Wi-Fi client yang berada di sebelahnya. Mode Ad-hoc cocok digunakan jika WLAN yang akan dibangun tidak akan terhubung dengan wired line. Mode ini biasanya dibangun pada kondisi-kondisi darurat seperti rapat mendadak di tempat yang tidak tersedia jaringan wireless. Berikut ini merupakan gambaran dari mode ad-hoc :

                  Gambar 1. Topologi Ad-HOC
    Pada gambar 1 diatas terlihat bahwa 3 buah computer yang terhubung satu sama lain membentuk jaringan wireless dengan mode ad-hoc. Komputer yang telah dilengkapi dengan wireless card tersebut diletakan pada jarak tertentu. Jarak yang diizinkan relatif dan bergantung jenis peralatan yang digunakan. Komputer di tengah bertindak sebagai penghubung sekaligur repeater bagi computer yang lain. Apabila computer yang berada di tengah dimatikan atau dipindahkan cukup jauh sehingga sinyal wireless dari computer satu dan tiga tidak dapat menjangkaunya, akibatnya computer pertama dan ketiga tidak dapat berkomunikasi. Untuk menghindari kasus semacam ini, dapat dilakukan scenario ad-hoc dengan meletakan computer sedemikian rupa sehingga sinyal menjangkau semua computer. Jika salah satu computer dimatikan tidak akan menyebabkan jaringan “terputus”.
    b. Point to Multipoint Mode (client/server)
    Point to multipoint disebut juga mode infrastruktur. Mode ini mirip dengan topologi star pada jaringan wired line. Pada topologi star dibutuhkan peralatan sentral atau penghubung seperti hub atau switch. Mode infrastruktur/point to multipoint menggunakan minimal sebuah central node atau access point. Acces point berfungsi sebagai penghubung WLAN dengan wired LAN. Access point juga dapat difungsikan sebagai repeater bagi seluruh Wi-Fi client. Jika salah satu computer dimatikan maka tidak


    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel  15

    akan menyebabkan jaringan terputus. Seluruh jaringan akan terputus total jika access point yang digunakan mati atau mengalami kerusakan. 

                                  Gambar 2. Mode Infrastruktur / Point to Multipoint

    Gambar 3. Contoh penerapan point to multipoint
    1.4 Latihan  1. Buatlah topologi AD-HOC dengan menggunakan 4 buah Laptop 
    Langkah-langkah membuat Topologi Ad-Hoc : 
    Membuat konfigurasi jaringan wireless mode Ad-Hoc

    1. Sisi PEMANCAR Berikut ini adalah langkah-langkah setting sisi pemancar : a) Silahkan masuk Control Panel > Network Connections > Klik kanan Icon Wireless > Properties


    b) Pilih Tab Wireless Networks > Advanced


    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel  16



    c) Pilih Computer-to-computer(ad hoc) networks only > Close


    d) Pilih Add


    e) Masukan SSID = SHOLEH, Network Authentication = Shared, Data encryption = Disabled > OK


    f) Pilih OK


    Modul Praktikum Jaringan Nirkabel  17

    g) Dilanjutkan setting IP Address PEMANCAR Caranya masuk Control Panel > Network Connections > Klik kanan Icon Wireless > Properties > Internet Protocol (TCP/IP) > Properties > Set IP Address = 192.168.10.1


    2. Sisi CLIENT Selanjutnya dilakukan konfiguras wireless di sisi client dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Set IP Address client-1 = 192.168.10.2 b) Set IP Address client-2 = 192.168.10.3 c) Dilanjutkan dengan melihat list SSID yang terdapat di sekitar client


    d) Pilih SSID = SHOLEH > CONNECTS e) Tunggu beberapa saat sampai client terkoneksi dengan pemancar f) Jaringan wireless Ad-Hoc 3 komputer telah terbentuk. Anda selanjutnya dapat melakukan sharing file, komunikasi data antar client.

    2. Lakukanlah proses pertukaran data antar setiap laptop 
    3. Analisa setiap pengiriman data antar laptop 

    Daftar Pustaka 
    1] J. Schiller, “Wireless transmission,” 2008.
    [2] https://pdfs.semanticscholar.org/f3a7/255737372bc93491f7c356f99428bdd86d59.pdf
    [3] https://www.mi.fu-berlin.de/inf/groups/ag-tech/teaching/200809_WS/S_19565_Proseminar_Technische_Informatik/dipobagio09overview
  • MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN

    MODUL 1
    MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN


    KERJASAMA ANTARA:


    PT TRISAN CONSULTING
    Jl.Merdeka No.25, Bandung 40116
    Phone         : (022) 92507884
    Home Page        : www.TrisanConsulting.co.id
    E-mail        : TSC@TrisanConsulting.co.id


    DENGAN :

    PT Kereta kayu Mainan
    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
    FAKULTAS TEKNIK
    UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
    2014 M/1435 H
       



    DISUSUN OLEH :
    KELOMPOK 13
      TRIA RACHMAWATY (10070211006)
    SANTI WIANDANI        (10070211032)

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1    LATAR BELAKANG
    Pada umumnya perusahaan memiliki beberapa bagian, yakni bagian pemasaran, bagian keuangan, bagian produksi, dan bagian sumber daya manusia. Masing-masing bagian tersebut melaksanakan kegiatan yang berbeda tetapi saling berhubungan satu sama lain. Tingkat kegiatan yang dilaksanakan perusahaan akan mengalami perubahan dari suatu periode ke periode berikutnya. Adanya perubahan tersebut mengharuskan manajemen mengadakan koordinasi dalam suatu perusahaan dan menciptakan wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi. Pada struktur organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang memiliki garis hubungan antar tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Dalam melaksanakan kegiatannya manajemen sebuah organisasi biasanya akan menghadapi situasi yang tidak pasti. Sebelum manajemen membuat anggaran, maka manajer perlu membuat suatu peramalan mengenai keadaan yang akan dihadapinya. Peramalan merupakan suatu pernyataan dan atau taksiran secara kuantitatif  ataupun kualitatif  keadaan dimasa datang tentang suatu obyek tertentu. Keadaan di masa yang akan datang yang dimaksud yaitu ; apa yang dibutuhkan (jenis), berapa yang dibutuhkan (jumlah atau kuantitas), dan kapan dibutuhkan (waktu). Dalam bisnis, pembuatan peramalan merupakan dasar untuk membuat anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya dan anggaran-anggaran yang lain.
    Oleh sebab itu, kami PT Trisan Consulting mengajukan diri menjadi peserta tender dalam memberikan jasa konsultasi perancangan tata letak pabrik kepada PT Kereta Kayu Mainan. Langkah awal yang telah kami lakukan untuk PT Kereta Kayu Mainan adalah merancang struktur organisasi dan uraian jabatan, kemudian melakukan peramalan dalam memproduksi kereta kayu mainan dengan data yang diperoleh dari badan pusat statistik berupa data jumlah penduduk di Kabupaten Garut berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Tahapan peramalan tersebut adalah dengan menngidentifikasi tujuan peramalan, membuat plot data, memilih model peramalan yang tepat yang diperkirakan dapat mewakili pola data tersebut, melakukan peramalan dengan menggunakan metode simple average, single moving average, double moving average, single exponential smoothing, double exponential smoothing satu parameter “Brown” , dan dengan menggunakan metode double exponential smoothing satu parameter“Holt”, selanjutnya melakukanperhitungan uji kesalahan peramalan dengan melakukan perhitungan pada mean absolute errormean squared error , standard deviation error , mean absolute percentage error , u-theil, dan batting. Setelah itu, dipilih metode peramalan yang mempunyai kesalahan terkecil untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan menggunakan cara moving range test (uji validasi). Salah satu metode ilmiah yang kami pilih untuk perencanaan dan penentuan lokasi usaha yaitu, metodefactor rating.

    1.2    PROFIL PT TRISAN CONSULTING
    PT Trisan Consulting bergerak dalam kegiatan jasa konsultasi khususnya dalam bidang rekayasa dan jasa. Didirikan di Bandung Juli 2003 dengan tujuan untuk turut berpartisipasi dalam proses pembangunan nasional bangsa Indonesia. PT Trisan Consulting merupakan perusahaan konsultan perusahaan yang masih muda, tetapi dengan didukung oleh tenaga-tenaga ahli profesional yang berpengalaman menjadikannya mampu bersaing dengan konsultan yang telah lama berdiri.

    Dalam memberikan konsultasi jasa keahlian selain didukung oleh tenaga ahli tetap, PT Trisan Consulting juga menjalin hubungan dengan rekan kerja maupun dengan kalangan perguruan tinggi.
    Bidang kerja yang ditangani oleh PT Trisan Consulting meliputi :
    ⦁    Pekerjaan Umum
    ⦁    Bangunan gedung dan pabrik
    ⦁    Penyehatan dan lingkungan
    ⦁    Perencanaan pemukiman
    ⦁    Perencanaan kota dan wilayah
    ⦁    Jalan dan jembatan
    ⦁    Pengairan
    ⦁    Perhubungan dan Telekomunikasi
    ⦁    Sistem jaringan
    ⦁    Manajemen lalu lintas
    ⦁    Terminal
    ⦁    Pelabuhan
    ⦁    Perencanaan dan Perancangan
    ⦁    Studi kelayakan
    ⦁    Rencana tata letak pabrik
    ⦁    Organisasi
    ⦁    Ketenagakerjaan
    ⦁    Perencanaan Produksi
    ⦁    Pemasaran
    ⦁    Analisis Keuangan
    ⦁    Sistem Informasi
    ⦁    Sistem informasi jaringan pipa air minum, PLN, telepon
    ⦁    Sistem informasi pajak bumi dan bangunan
    ⦁    Sistem informasi perkantoran/Bank
    Layanan jasa keahlian yang diberikan oleh PT Trisan Consulting meliputi :
    ⦁    Penelitian dan Penyelidikan
    Sebagai langkah awal dari rangkaian proses pembangunan adalah melakukan pengenalan terhadap kondisi awal pada lokasi yang akan dibangun. Kegiatan penelitian dan penyelidikan merupakan upaya untuk mengenali kondisi lokasi sebagai masukan untuk proses dan pelaksanaan pembangunan.
    ⦁    Survey dan Studi
    Adakalanya suatu kegiatan pembangunan layak untuk dilaksanakan di daerah yang lain. Oleh karena itu sebelum suatu perencanaan pembangunan dibuat terlebih dahulu dilakukan survey dan studi, terutama untuk menyimpulkan tindak lanjut apa yang perlu dilakukan dalam rangkaian proses pembangunan yang dimaksud.
    ⦁    Perencanaan dan Perancangan
    Perencanaan dan perancangan pada dasarnya merupakan perumusan program, kegiatan dan bentuk yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan, berdasarkan kaidah perencanaan dan perancangan serta disesuaikan dengan kondisi kawasan tempat dilaksanakannya pembangunan tersebut. Produk perencanaan dan perancangan yang baik, secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan tetapi telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sehingga jika dilaksanakan tidak menimbulkan konflik.

    ⦁    Pengelolaan dan Pengawasan
    Sebuah perencanaan dan perancangan yang baik jika dilaksanakan belum tentu terwujud suatu hasil sebagaimana yang tertuju karena terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pekerjaan pengelolaan dan pengawasan proyek pembangunan merupakan bagian yang paling menentukan. Apakah suatu proyek pembangunan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak, sangat tergantung pada kualitas pekerjaan pengelolaan dan pengawasan.

    ⦁    BENTUK BADANHUKUM
    Badan hukum PT Trisan Consulting adalah Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan di Bandung dengan Akte Notaris Reza Rahardian S.H, Nomor 93 pada tanggal 23 Juli 2003. PT Trisan Consulting juga menjadi anggota Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) dengan nomor keanggotaan 7000/P/404.JB dan anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Barat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 dalam pasal 1 dijelaskan Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.PT yang didirikan dan sudah memperoleh pengesahan dari Menteri sesuai dengan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 disebut sebagai badan hukum. Setelah mendapatkan statusnya sebagai Badan Hukum, maka Pemegang Saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. PT mendapatkan statusnya sebagai badan hukum pada tanggal dikeluarkan Surat Keputusan Menteri.

    ⦁    Struktur Organisasi  dan Uraian Jabatan PT Trisan Consulting
    Struktur Organisasi PT Trisan Consulting dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :

    Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Trisan Consulting
    ⦁    Uraian Jabatan PT Trisan Consulting
    Berikut uraian jabatan pada PT Trisan Consulting
    ⦁    Dewan Komisaris
    ⦁    Memberikan nasihat kepada direktur dalam melaksanakan pengurusan perusahaan
    ⦁    Melakukan pengawasanatas jalannya usaha pada perusahaan.
    ⦁    Melakukan pelaksanaan dari setiap kebijaksanaan yang telah digariskan atau dikeluarkan.
    ⦁    Dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar  untukmelaksanakan tugas-tugas tertentudirektur,apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentumenghadiri rapat direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
    ⦁    Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh direktur.
    ⦁    Direktur Utama
    ⦁    Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan  panjan.
    ⦁    Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada rapat umum pemegang saham(RUPS).
    ⦁    Bertanggung jawab penuh atas tugasnya untuk  kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
    ⦁    Mengawasi serta mengurus kekayaan perusahaan
    ⦁    Menandatangani permintaan pengeluaran kas yang jumlahnya besar dan sifatnya penting.
    ⦁    Menetapkan pencapaian tujuan untuk jangka panjang
    ⦁    Mengambil keputusan dan strategi bagi perusahaan
    ⦁    Direktur Administrasi dan Keuangan
    ⦁    Melakukan penelitian dan analisa keuangan termasuk masalah pajak.
    ⦁    Melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas,penerimaan dan pengeluaran kas
    ⦁    Melakukan verifikasi atas semua buku  penjualan tunai,faktur penjualan dan nota pembelian, serta bukti barang dari perusahaan ke konsumen.
    ⦁    Menandatangani seluruh dokumen yang berkaitan dengan aministrasi perusahaan
    membuat evaluasi kegiatan perusahaan bidang keuangan.
    ⦁    Direktur Teknik Operasi
    ⦁    Melakukan koordinasi dengan Direktur Umum guna mencapai efektivitas kerja yang sebaik-baiknya.
    ⦁    Menetapkan kebijaksanaan mengenai kegiatan operasi atas persetujuan Direktur Utama.
    ⦁    Mengawasi dan menilai pengamanan serta pelaksanaan seluruh aktivitas Perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya.
    ⦁    Melakukan fungsi lain dalam bidangnya sebagaimana diberikan Direktur Utama.
    Memberikan laporan dan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama.

    ⦁    Manager Operasional
    ⦁    Merencanakan implementasi strategi dan operasional perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan
    ⦁    Memonitor penyusunan rencana kerja harian pabrik sesuai rencana tahunan dan bulanan
    ⦁    Mengatasi dan mengarahkan pemecahan masalah strategis pabrik untuk meminimalisir kesalahan serta efisiensi
    ⦁    Divisi Komputer dan Sistem Informasi
    ⦁    Melakukan pengelolaan dan pemantauan administrasi basis data, sistem aplikasi pengolahan data dan sistem informasi, serta penggunaan, pemeliharaan, dan pemantauan perangkat keras, lunak, dan sarana pendukung komputer lainnya.
    ⦁    Divisi Arsitektur dan Perancangan
    ⦁    Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.
    ⦁    Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan proyek
    ⦁    Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara administrasi untuk pelaksanaan proyek.
    ⦁    Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana diperlukan.
    ⦁    Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
    ⦁    Divisi Engineering dan Lingkungan
    ⦁    Bekerja sama denganpara ilmuwanlingkungan, perencana, teknisilimbah berbahaya, insinyur, dan spesialis lain, untukmengatasi masalah lingkungan.
    ⦁    Merencanakan dan memberikan dukungan untuk perbaikanproyek-proyek lingkungan.
    ⦁    Memantaukemajuanprogramperbaikan lingkungan.
    ⦁    Divisi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Kota
    ⦁    Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berkaitan dengan urusan perencanaan
    ⦁    Menyiapkan data dan rencana kebutuhan lahan untuk keperluan pembangunan
    ⦁    Divisi Pengembangan Masyarakat
    ⦁    Menjalin kontak dengan individu, kelompok ataupun organisasi.
    ⦁    Mengembangkan profit komuniti, mengkaji kebutuhan dan sumber daya komuniti tersebut.
    ⦁    Mengembangkan analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
    ⦁    Mengelola sumber daya yang ada dengan baik, termasuk didalamnya mengenai pendanaan dan sumber daya manusia.

    ⦁    PROSEDUR STANDAR PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK
    Menurut Richard Muther tahapan- tahapan proses perancangan tata letak dijabarkan mengikuti urutan kegiatan dengan pendekatan Systematic Layout Planning (SLP). Secara skematis prosedur pelaksanaan SLP dapat digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 1.2 Langkah-langkah dasar SLP (Tompkins J.,A., 1996)

    Pada dasarnya langkah di atas dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan yaitu tahap analisis, tahap penelitian dan tahap proses seleksi.Tahap analisis meliputi analisis aliran material, analisis hubungan aktivitas, diagram hubungan aktivitas, analisi kebutuhan ruangan dan ruangan yang tersedia. Sedangkan tahap penelitian meliputi perencanaan diagram hubungan ruangan hingga pembuatan alternatif tata letak. Untuk tahap seleksi dilakukan dengan jalan mengevaluasi alternatif tata letak yang dirancang.

    ⦁    Prosedur dalam melaksanakan Perencanaan Tata Letak Fasilitas pada proposal ini sebagai berikut :
    ⦁    Menentukan bentuk badan hukum yang akan digunakan berdasarkan kriteria badan
    Hukum
    ⦁    Mendeskripsikan perkembangan perusahaan dan rencana perkembangan perusahaan.
    ⦁    Membuat struktur organisasi perusahaan lengkap dengan uraian jabatannya.
    ⦁    Mendefinisikan jumlah personil setiap Bagian/Departemen.Khusus untuk Bagian Produksi, Dapat melihat Fasilitas Kebutuhan Mesin.Contoh : diasumsikan bahwa 1 mesin untuk 1 orang, 1 hari kerja ada 2 shift, 1 shift8 jam kerja dan 1minggu 5 hari kerja.
    ⦁    Menentukan pasar untuk penjualan produk tersebut dan proyeksi kebutuhan produk
    sebagai informasi untuk perencanaan produksi.
    ⦁    Peramalan

    ⦁    Penentuan faktor konversi untuk setiap item
    ⦁    Perhitungan unit konversi
    ⦁    Plotting data demand actual
    ⦁    Peramalan dengan menggunakan metoda peramalan yang sesuai dengan pola data
    yang terjadi (menggunakan Software QS 3).
    ⦁    Uji Kesalahan Peramalan
    ⦁    Uji Moving Range
    ⦁    Perbandingan Demand Aktual Terhadap Hasil Ramalan
    ⦁    Menentukan Lokasi pabrik menggunakan teori lokasi fasilitas (Break event Analysis,Rating Factor, Center of Gravity, NWCR, VAM dll.)


    ⦁    TUJUAN
    Adapun tujuan dari mengajukan proposal ini sebagai berikut :
    ⦁    Tujuan mengajukan proposal :
    ⦁    Merancang organisasi pada PT Kereta Kayu Mainan
    ⦁    Menentukan segmentasi pasar dalam memasarkan produk kereta kayu mainan
    ⦁    Menentukan market sharedalam memasarkan produk kereta kayu mainan
    ⦁    Meramalkan data permintaan produk kereta kayu mainan di daerah Garut
    ⦁    Menentukan lokasi pabrik yang tepat dalam memasarkan produk kereta kayu mainan di daerah Garut
    Adapun tujuan melakukan peramalan, segmentasi pasar, dan penentuan lokasisebagai berikut :
    ⦁    Tujuan Peramalan
    ⦁    Jangka Pendek (Short Term)
    Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi dan ditentukan oleh Low Management.
    ⦁    Jangka Menengah (Medium Term)
    Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi dan ditentukan oleh Middle Management.
    ⦁    Jangka Panjang (Long Term)
    Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi dan ditentukan oleh Top Management.
    ⦁    Tujuan Segmentasi Pasar
    ⦁    Untuk mencapai posisi yang kuat dalam penjualan barang dan jasa.
    ⦁    Untuk meningkatkan laba atau keuntungan yang diharapkan.
    ⦁    Untuk memudahkan di dalam melaksanakan analisis pasar.
    ⦁    Agar perusahaan dapat membedakan pasarnya.
    ⦁    Agar perusahaan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap para konsumen.
    ⦁    Agar tujuan pemasaran produk yang dibuat perusahaan jauh lebih efektif dan efisien.

    ⦁    Tujuan Penentuan Lokasi Pabrik
    Dengan adanya penentuan lokasi pabrik yang tepat akan menentukan:
    ⦁    Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan.
    ⦁    Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga yang layak atau memuaskan.
    ⦁    Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
    ⦁    Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari.

    BAB II
    LANDASAN TEORI


    ⦁    Struktur Organisasi
    Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik kearah vertikal maupun horizontal.
    ⦁    Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
    Terdapat banyak peta organisasi, tetapi ada enam tipe yang sangat umum, yaitu sederhana, fungsional, divisional, team based, matriks, dan jejaring.
    ⦁    Struktur Sederhana
    Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah sama.Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya.Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas.Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar.Hal ini karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban (overload) informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi. Dibawah ini adalah contoh dari struktur organisasi sederhana :

    Gambar 2.1Bentuk Struktur Organisasi Sederhana

    ⦁    Struktur Fungsional
    Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut
    ⦁    Ciri :
    ⦁    Organisasi kecil
    ⦁    Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
    ⦁    Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
    ⦁    Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
    ⦁    Pengawasan dilakukan secara ketat

    Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
    ⦁    Program tearah, jelas dan cepat
    ⦁     Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
    ⦁    Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat
    ⦁    Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik
    ⦁    Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik
    ⦁    Solidaritas antar anggota yang tinggi
    ⦁    Moral serta disiplin kerja yang tinggi
    ⦁    Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik
    ⦁    Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi
    ⦁    Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
    ⦁    Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis
    Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
    ⦁    Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
    ⦁    Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakan
    ⦁    Insiatif perseorangan sangat dibatasi
    ⦁    Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu
    ⦁    Menekankan pada rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang
    ⦁    Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit
    ⦁    Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi
    ⦁    Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan
    Dibawah ini adalah bentuk dari struktur organisasi fungsional :

    Gambar 2.2 Bentuk Struktur Organisasi Fungsional

    ⦁    Struktur Divisional
    Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
    Keunggulan Divisional
    ⦁    Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
    ⦁    Memperhatikan kebutuhan konsumen
    ⦁    Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
    ⦁    Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
    ⦁    Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
    ⦁    Pengembangan keterampilan manajemen umum

    Kelemahan Divisional
    ⦁    Duplikasi sumberdaya lintas divisi
    ⦁    Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
    ⦁    Koordinasi yang buruk lintas divisi
    ⦁    Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak
    ⦁    Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
    ⦁    Struktur Divisional Berdasarkan Geografis
    Berikut ini departementalisasi berdasarkan geografis :

    Gambar 2.3 Departementalisasi Berdasarkan Geografis
    Keunggulan
    ⦁    Lebih efektif dan efisien menangani masalah
    ⦁    Melayani kebutuhan geografis yang unik lebih baik
    Kelemahan
    ⦁    Duplikasi fungsi
    ⦁    Dapat menimbulkan perasaan terisolasi dari area geografis lainnya.

    ⦁    Struktur Divisional Berdasarkan Produk
    Berikut ini departementalisasi berdasarkan produk :

    Gambar 2.4 Departementalisasi Berdasarkan Produk

    Keunggulan
    ⦁    Membantu menspesialisasikan produk dan jasa tertentu
    ⦁    Manajer menjadi lebih ahli pada industry mereka
    ⦁    Lebih dekat ke pelanggan
    Kelemahan
    ⦁    Duplikasi fungsi
    ⦁    Pandangan terbatas terhadap tujuan organisasi

    ⦁    Struktur Divisional Berdasarkan Pelanggan
    Berikut ini departementalisasi berdasarkan pelanggan :

    Gambar 2.5Departementalisasi Berdasarkan Produk
    Keunggulan
    ⦁    Kebutuhan pelanggan dan permasalahan dapat dipenuhi oleh spesialis
    Kelemahan
    ⦁    Duplikasi fungsi
    ⦁    Pandangan terbatas terhadap tujuan organisasi

    ⦁    Struktur Organisasi Matriks
    Organisasi matrik disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu organisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bidang penelitian dan pengembangan. Organisasi matrik akan menghasilkan wewenang ganda di mana wewenang horisontal diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dengan keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur formalnya. Sebagai akibat anggota organisasi matrik mempunyai dua wewenang, hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya para anggotanya juga harus melaporkan kepada dua atasan. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul, biasanya manajer proyek diberi jaminan untuk melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah di mana manajer proyek tersebut akan langsung lapor kepada manajer puncak.
    Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
    Pada fleksibelitas dan kemampuannya dalam memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang unik serta pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak mengganggu struktur organisasi yang ada
    Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
    Manajer proyek tak bisa mengkoordinir berbagai bagian yang berbeda hingga menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu dikarenakan penyimpangan pelaksanaan perintah untuk masing-masing individu. Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin timbul, maka manajer proyek biasanya diberi wewenang khusus yang penting, misalnya: dalam menentukan gaji, mempromosikan atau melakukan perlakuan personalia.

    Dibawah ini adalah bentuk dari struktur organisasi matriks :

    Gambar 2.6Bentuk Struktur Organisasi Matriks

    ⦁    Team-Based Structure
    Struktur organisasi team-based dibentuk disekitar tim-tim yang diberi otoritas dan mandiri yang menyelesaikan sebuah pekerjaan secara menyeluruh, seperti membuat sebuah produk atau mengembangkan sebuah electronic game.Span of control sempit karena tim bekerja dengan supervisi yang minimal. Dalam situasi ekstrim, tidak ada formal leader, hanya seseorang dipilih oleh anggota tim untuk membantu mengkoordinasi pekerjaan dan berhubungan dengan top management.
    Berikut ini adalah bentuk struktur organisasi team-based:

    Gambar 2.7 Bentuk Struktur Organisasi Team-Based

    Keunggulan Tim
    ⦁    Punya beberapa keunggulan struktur fungsional
    ⦁    Mengurangi hambatan antar departemen, meningkatkan kompromi
    ⦁    Mengurangi waktu untuk merespon, keputusan lebih cepat diambil
    ⦁    Moril yang lebih baik, antusiasme dari keterlibatan karyawan
    ⦁    Mengurangi biaya overhead administrasi rutin
    Kelemahan Tim
    ⦁    Loyalitas ganda dan konflik
    ⦁    Waktu dan sumberdaya lebih banyak untuk pertemuan
    ⦁    Desentralisasi tidak terencana

    ⦁    Struktur Organisasi Jejaring
    Salah satu kekuatan utama yang mendorong ke arah struktur jejaring adalah pengakuan bahwa sebuah organisasi hanya memiliki sedikit core competency.Sebuah core competency adalah suatu basis pengetahuan dalam organisasi dan menyediakan suatu keunggulan strategis.
    Seraya perusahaan menemukan kompetensinya, maka perusahaan “melepaskan”. Tugas-tugas yang tidak kritis ke perusahaan lain yang memiliki core competency untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Contohnya, perusahaan otomotif menyerahkan pembuatan suku cadang ke perusahaan yang lain. Perusahaan juga lebih memungkinkan untuk membentuk struktur jejaring ketika teknologi berubah dengan cepat dan juga proses produksi menjadi lebih kompleks dan lebih beragam.Banyak perusahaan yang tidak dapat mengikuti perubahan yang sangat cepat dalam teknologi informasi, sehingga perusahaan melakukan outsourcing teknologi informasi ke perusahaan IT seperti IBM, TELKOM, dan perusahaan lainnya.Berikut ini struktur organisasi jejaring yang dapat dilihat pada Gambar 9.

    Gambar 2.8Bentuk Struktur Organisasi Jejaring

    Keunggulan Jaringan
    ⦁    Daya saing global
    ⦁    Fleksibilitas tenaga kerja / tantangan
    ⦁    Mengurangi biaya administratif
    Kelemahan Jaringan
    ⦁    Tidak ada pengendalian langsung
    ⦁    Dapat kehilangan bagian organisasi
    ⦁    Lemahnya loyalitas karyawan

    ⦁    Uraian Tugas Jabatan (Job Description)
    Jabatan merupakan sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan yang lain dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar diberbagai tempat. Uraian jabatan (job description) adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada meliputi apa yang sesungguhnya dilakukan pemegang jabatan, bagaimana dia melakukannya dan dalam kondisi apakah pekerjaan itu dijalankan. Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing jabatan.
    Tidak ada format standar dalam menulis suatu uraian jabatan, namun pada umumnya membuat hal-hal antara lain sebagai berikut :
    ⦁    Identitas jabatan; berisi informasi tentang kode jabatan, nama jabatan, nama bagian atau unit kerja, range upah dan jumlah orang yang memegang jabatan tersebut dalam suatu perusahaan.
    ⦁    Ikhtisar jabatan; berisi penjelasan singkat tentang jabatan tersebut, memberikan suatu definisi singkat yang berguna sebagai tambahan atas informasi pada identifikasi jabatan, apabila nama jabatan tidak cukup jelas.
    ⦁    Hubungan antar jabatan; berisi penjelasan mengenai hubungan vertikal dan horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam hubungannya dengan jalur promosi.
    ⦁    Rincian tugas dalam jabatan; bagian ini adalah merupakan inti dari uraian jabatan merupakan bagian yang paling sulit untuk dituliskan secara tepat. Untuk itu bisa dimulai menyusunnya dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan mengapa suatu pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya.
    ⦁    Wewenang dan tanggung jawab jabatan; meliputi wewenang dan tanggung jawab dalam segi administrasi, keuangan, terhadap alat, mesin, dan bahan dalam hal kerjasama atau hubungan keluar dan dalam hal pemberian pengawasan.
    ⦁    Mesin, peralatan, dan bahan-bahan yang diinginkan.
    ⦁    Lingkungan kerja; menjelaskan tentang kondisi fisik lingkungan kerja dari suatu jabatan, mencakup hal-hal seperti tingkat kebisingan, kondisi yang berbahaya, suhu dan lain-lain.
    ⦁    Spesifikasi jabatan; menunjukkan karyawan seperti apakah yang direkrut dan dalam kualitas apakah orang tersebut hendaknya diuji.

    ⦁    Definisi Peramalan
    Peramalan merupakan perkiraan permintaan dimasa mendatang.Peramalan dapat ditentukan dengan perhitungan matematis menggunakan data historis, peramalan dapat dibuat secara subjektif melalui perkiraan sumber daya informal.(Fogarty, Blackstone, Hoffmann, 1991, hal 77).
    ⦁    Jenis-Jenis Peramalan
    Peramalan pada umumnya dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dalam cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunan peramalan, maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
    ⦁    Peramalan Subyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau ketajaman pikiran orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan.
    ⦁    Peramalan Obyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisisan data tersebut.

    ⦁    Pola-Pola Data
    Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji.Pola data dapat dibedakan menjadi 4 jenis pola data, yaitu (Makridakis, 1995, hal 10) :
    ⦁    Pola Horizontal (H) atau Horizontal Data Pattern
    Pola data ini terjadi bilamana data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama kurun waktu tertentu (tidak mengalami perubahan) termasuk jenis pola ini. Bentuk pola datanya tidak teratur, tetapi jika ditarik garis horizontal, datanya mendekati rata-rata.

    Bentuk Pola Data Horizontal (H) :

    Gambar 2.9Pola Data Horizontal

    ⦁    Pola Musiman (S) atau Seasional Data Pattern
    Pola data ini terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. misalnya dalam kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu. Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruangan menunjukan pola data ini. Pada pola musiman itu terjadi berulang dengan sendirinya pada interval yang tetap seperti tahun, bulan, atau minggu.
    Bentuk Pola Data Musiman (S) :

    Gambar 2.10Pola Data Musiman
    ⦁    Pola Siklis (C) atau Cyclied Data Pattern
    Pola data ini terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama lainnya menunjukkan pola data ini. Pola siklis mempunyai jangka waktu yang lebih lama dan lamanya berbeda dari siklus yang lain. Bentuk Pola Data Siklis (C):

    Gambar 2.11Pola Data Siklis

    ⦁    Pola Trend (T) atau Trend Data Pattern
    Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Trend dapat dimodifikasi oleh fenornena musiman. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama perubahannya sepanjang waktu. Bentuk pola data trend (T):

    Gambar 2.12 Pola Data Trend

    ⦁    Prosedur Pengolahan Data
    Dalam melakukan peramalan (forecasting) ini, prosedur yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
    ⦁    Plotting Data Demand Aktual
    Plotting data merupakan langkah yang dilakukan untuk mengetahui metode peramalan yang sesuai dengan karakteristik data (data demand). Plotting data dilakukan dengan cara memplotkan data permintaan (demand) terhadap periode demand tersebut. Sebelum itu dilakukan terlebih dahulu perhitungan unit konversi jika data bersifat multi item, sehingga item-item ini memiliki satuan produksi yang sama.
    ⦁    Metode-Metode Peramalan
    ⦁    Simple Average
    Pada sekumpulan data yang meliputi N periode waktu terakhir ditentukan T titik data pertama sebagai “kelompok inisialisasi” dan sisanya sebagai “kelompok pengujian”. Metode Simple Average mengambil rata-rata dari semua data dalam kelompok inisialisasi tersebut sebagai ramalan untuk periode (T+1). (Makridakis, Wheelwright, McGee, 1993, hal 66):
         ..............................................................................(2-11)
        dimana :   
        Ft+i     = hasil ramalan (forecast)
            = demand pada periode ke-i
        T      = periode pengamatan

    ⦁    Single Moving Average
    Pada metode peramalan Single Moving Average, setiap muncul nilai observasi baru maka nilai rata-rata baru dapat dihitung dengan membuang nilai observasi yang paling awal dan memasukkan nilai observasi yang terbaru. Metode ini hampir sama dengan metode Simple Average namun pada metode ini pengaruh data paling tua atau paling lama dikurangi dengan cara tidak memasukkan data yang paling lama kepada perhitungan yang tergantung dari nilai observasi awal. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi ramalan untuk periode mendatang. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
        .................................................................................(2-12)
        dimana :   
     = hasil ramalan
    T     = periode pengamatan
    r      = observasi paling awal

    ⦁    Double Moving Average
    Metode ini menjelaskan suatu variasi dari prosedur rata-rata bergerak yang diinginkan untuk dapat mengatasi adanya trend secara lebih baik. Dasar metode ini adalah menghitung rata-rata bergerak kedua. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Makridakis, Wheelwright, McGee, 1993, hal 74):
    S’t = ………………………………......(2-13)
    S”t = ……………………………........(2-14)
    a t = S’t  + (S’t – S”t) = 2 S’t – S”t    …………………………………………….......(2-15)
    b t  = ………………………………………………    (2-16)
    …………………………………………………….....(2-17)
    dimana :   
        = hasil ramalan
       = pemulusan pertama
        = pemulusan kedua
        = koefisien intersep
        = koefisien kemiringan
    N    = periode yang bergerak
    m    = jumlah periode ke depan

    ⦁    Single Exponential Smoothing (Pemulusan Eksponensial Tunggal)
    Perhitungan implikasi untuk pemulusan eksponensial dapat dilihat, lebih baik bila persamaannya diperluas dengan mengganti F dengan komponen sebagai berikut (Makridakis, Wheelwright, McGee, 1993, hal 81) :
    F t+1    = αXt  +  (1 - α ) [ (αXt – t )  +  (1 - α ) Ft – 1] ……………...…    ..(2-18)
        = α Xt  +  α (1 - α ) Xt – 1 + (1 - α )2 Ft – 1
    Jika proses substitusi ini diulangi dengan mengganti Ft–1 dengan komponennya, Ft–2  dengan komponennya dan seterusnya, hasilnya adalah persamaan :
    F t+1 =     α Xt + α (1-α ) Xt-1  +  α (1-α )2 Xt-2 + α (1-α )3 Xt-3 + α (1-α )4 Xt-4  +  α (1-α )5 Xt-5 + ... + α (1-α )N-1 Xt- (N-1) + (1-α )NF t – (N-1) …..    (I – 16)
    Cara lain untuk menuliskan persamaan di atas adalah dengan susunan sebagai berikut :
    Ft+1 = Ft + α (Xt – Ft) ....……………………………………………    ..(2-19)
    Secara sederhana :
    Ft+1  = Ft  +  α (et) …………..………………………………………..(2-20)
    dimana :   
    = hasil ramalan
       = demand aktual
        = demand peramalan
        = kesalahan ramalan (nilai sebenarnya dikurangi dengan ramalan) untuk periode t
    α      = konstanta pemulusan yang nilainya berkisar antara 0 – 1 (0 ≤ α ≤ 1,0)

    ⦁    Double Exponential Smoothing from Brown (Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu Parameter dari Brown)   
          Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut(Makridakis, Wheelwright, McGee, 1993, hal 88) :
    S’t = αXt + (1-α ) S’t-1 ........................................................................    ..(2-21)
    S’’ = αS’+ (1-α ) S’’t-1 ………………………..……………………    ..(2-22)
    Dimana S’t adalah nilai pemulusan exponential tunggal dan S’’t adalah nilai pemulusan exponential ganda.
     ……………...……………………(2-23)
    ………………………………………………    (2-24)
     ……………………………………………………. (2-25)
    dimana :   
        = hasil ramalan
        = demand aktual
        = pemulusan pertama
        = pemulusan kedua  
        = nilai rata-rata yang disesuaikan dengan untuk periode t
        = trend
    α    = konstanta pemulusan yang nilainya berkisar antara 0 – 1 (0 ≤  ≤ 1,0)
    m    = jumlah periode ke depan

    ⦁    Double Exponential Smoothing from Holt (Pemulusan Eksponensial Ganda : Dua-Parameter dari Holt)
    Metode pemulusan eksponensial linier dari Holt dalam prinsipnya serupa dengan Brown kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai gantinya, Holt memuluskan nilai trend dengan parameter yang berbeda dari parameter yang digunakan pada deret yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linier Holt didapat dengan menggunakan dua konstanta pemulusan (dengan nilai antara 0 dan 1) dan tiga persamaan, yaitu  (Makridakis, Wheelwright, McGee, 1993, hal 91) :
    St  = αXt + (1-α)(St-1 + bt-1) ………………………….…………….    ..(2-26)
    bt = α (St – St-1) + (1-α)bt-1 …………………………………………..(2-27)
    Ft+m = St + bt.m.....................................................................................(2-28)
    inisialisasi St = X1 ; b1 =X2 - X1
    dimana :   
        = hasil ramalan
         = demand aktual
        = pemulusan eksponensial
        = koefisien kemiringan
    α    = koefisien intersep
    β    = koefisien kemiringan
    m    = jumlah periode ke depan

    ⦁    Uji Kesalahan Peramalan
    Maksud dari langkah ini adalah untuk mencocokkan hasil dari plotting data dengan metode peramalan yang akan digunakan. Pada umumnya untuk mendapatkan metode yang dapat menghasilkan ramalan yang baik digunakan minimal tiga metode sebagai alternatif, yaitu dengan meghitung parameter-parameter fungsi peramalan
    Adapun ukuran-ukuran ketepatan metode peramalan yang dapat digunakan dalam peramalan adalah sebagai berikut :
    ⦁    Ukuran Statistik Standar
    Ukuran statistik standar meliputi ukuran-ukuran dengan teknik-teknik sebagai berikut :
    ⦁    Rata-rata Kesalahan (Mean Error)
    Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
    ..................................................................................(2-29)
    ⦁    Nilai Tengah Kesalahan Absolut (Mean Absolute Error)
    Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
    ...............................................................................(2-30)
    ⦁    Jumlah Kuadrat Kesalahan (Sum of Squared Error)
    Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
    .................................................................................(2-31)
    ⦁    Rata-rata Kesalahan Kuadrat (Mean Squared  Error)
    Untuk melihat apakah data yang kita ambil memiliki perbedaan simpangan kesalahan yang cukup kecil, maka harus dicari error yang terkecil sehingga kita bisa memperkirakan bahwa antara hasil ramalan dan data observasi diyakini tidak memiliki perbedaan yang mencolok.
    Mean Square Error (MSE) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
    ............................................................................(2-32)

    ⦁    Deviasi Standar Kesalahan (Standar Deviation of Error)
         Deviasi standar kesalahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
    .........................................................................(2-33)

    ⦁    Ukuran-Ukuran Relatif
    Ukuran-ukuran relatif digunakan sehubungan adanya keterbatasan dari ukuran statistik standar. Adapun ukuran relatif tersebut adalah Rata-rata Kesalahan Persentase Absolut (Mean Absolute Percentage Error). Rata-rata Kesalahan Persentase Absolut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
    ...........................................................................(2-34)
    ⦁    Kesalahan Persentase (Precentage Error)
    ........................................(2-35)
    ⦁    Rata-rata Kesalahan Persentase (Mean Precentage Error)
    ............................................................................(2-36)

    ⦁    Ukuran Statistik dari U- Theil   
    ⦁    Uji U-Theil
    Statistik ini memungkinkan suatu perbandingan relatif antara metode peramalan formal dengan pendekatan naïf dan juga mengkuadratkan kesalahan yang terjadi sehingga kesalahan yang besar diberikan lebih banyak bobot daripada kesalahan yang kecil.


    .....................................................(2-37)
    ⦁    Kisaran nilai statistik - U adalah sebagai berikut:
    ⦁    U = 1; metode naif sama baiknya dengan teknik peramalan yang dievaluasi.
    ⦁    U<  1; teknik peramalan yang digunakan adalah lebih baik dari pada metode naif. Makin kecil nilai statistik – U, makin baik teknik peramalan dibanding metode naif secara relatif.
    ⦁    U> 1; tidak ada gunanya menggunakan metode peramalan formal, karena menggunakan metode naif akan menghasilkan ramalan yang lebih baik.
    Peramalan naif merupakan suatu peramalan yang menggunakan informasi terakhir mengenai nilai aktual sebagai nilai ramalan. Jadi jika ramalan dipersiapkan untuk suatu horizon waktu satu periode, maka nilai aktual terakhir dapat digunakan sebagai ramalan untuk periode berikutnya.Peramalan naif disini berguna sebagai penbanding terhadap metode peramalan yang sudah ada setelah dilakukan pengujian dengan U-Theil.
    ⦁    Rata-Rata BattingMcLaughlin
    Rata-rata Batting dari McLaughin merupakan penyelesaian dari U Theil, ukuran Rata-rata Batting digunakan untuk mengukur keakuratan sesuatu pengukuran. Dimana nilai rata-rata Batting berkisar antara 200-400. Untuk mengetahui Rata-rata Batting dari McLaughlin sebenarnya dapat diperoleh dari statistik U dengan cara mengurangi 4 dengan nilai tersebut dan mengalikan hasilnya dengan 100.
    Rata-rata Batting = (4 – U Theil) X 100....................................(2-38)
    ⦁    Ukuran Lainnya
    Pengujian Durbin-Watson:
        Ukuran lainnya dari pengujian metode ketepatan peramalan adalah Statistik Durbin Waston. Statistik ini merupakan suatu ukuran yang sangat berguna. Pada hakekatnya ukuran ini bukan merupakan suatu ukuran ketepatan, melainkan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menunjukkan apakah masih terdapat sisa pola didalam nilai kesalahan setelah suatu model peramalan diterapkan. Pengujian Durbin Waston ini digunakan apabila terdapat jumlah yang sama pada pemilihan metode peramalan terbaik.
    Perhitungannya hanya dilakukan untuk metode peramalan yang terbaik yang memiliki jumlah yang sama.
    Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
        .........................................................................(2-39)

    ⦁    Moving Range Test
    Moving range test dirancang untuk membandingkan nilai-nilai permintaan yang akan terjadi sehingga kita bisa mengetahui demand aktual bila terjadi perubahan-perubahan yang tidak diharapkan.
    Rumusnya adalah sebagai berikut (Biegel, 1992, hal 65):
         MRt = II ...........................................................(2-40)
    ........................................................................................(2-41)
    Ket : n = jumlah periode MR
    ⦁    Out Of Control Test:
          Parameter-parameter dalam  Out Of Control Test, adalah (Biegel, 1992, hal 66 & 68):
    ⦁    UCL    = + 2,66
    ⦁    LCL    = - 2,66
    ⦁    REGION A     = ± 2/3 ( 2,66 )     = ± 1,77
    ⦁    REGION B    = ± 2/3 (2,66 )     = ± 0,89
    ⦁    REGION C    = CENTER LINE    = 0

    Gambar 2.13Kriteria Tak Terkendali (Biegel, 1992, hal 67)

    Data out of control jika:
    ⦁    Dari 3 titik berurutan terdapat dua titik atau lebih dalam satu daerah A.
    ⦁    Dari 5 titik berurutan terdapat empat titik atau lebih dalam satu daerah B.
    ⦁    Dari 8 titik berurutan terdapat dalam salah satu sisi garis tengah.

    ⦁    Perencanaan Lokasi Usaha
    Perencanaan fasilitas yang pertama berkaitan dengan perencanaan dan penentuanlokasi usaha. Perencanaan dan pertimbangan penentuan lokasi usaha untuk usaha baru dan perluasan usaha, akan berbeda. Untuk perusahaan yang baru pertama kali berdiri ,tujuan dari perencanaan lokasi adalah :
    ⦁    Agar dapat melayani konsumen dengan baik. Tempat usaha yang strategis tentunya akan memudahkan perusahaan baru mendapatkan dan selanjutnyamempertahankan konsumennya. Tempat usaha yang baik, mudah ditemukan dandijangkau tentu akan menarik bagi konsumen.
    ⦁    Untuk mendapatkan bahan baku yang baik & kontinyu. Seringkaliperusahaan harus memilih lokasi usaha di daerah dimana bahan baku produksimudah diperoleh. Baik untuk mengantisipasi mudah rusaknya bahan baku,ataupun kesulitas angkut bahan baku tersebut. Contoh : Perusahaan pengalenganikan, perusahaan minuman, dan sejenisnya.
    ⦁    Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik. Selain bahan baku, pertimbanganlainnya adalah kemudahan dalam mendapatkan sumber daya manusia yang akanmenjadi karyawan atau pekerja. Perusahaan padat karya seperti perusahaan rokok,perusahaan garmen, tentu akan memilih lokasi usaha yang padat penduduk gunamendapatkan SDM yang cukup.
    ⦁    Untuk keperluan usaha di kemudian hari. Antisipasi terhadap berkembangnyaperusahaan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai perusahaan mengalamikesulitan dalam memperluas usahanya dikarenakan tidak ada lagi lahan kosong dikiri, kanan, belakan, atau depan (sekitar) lokasi usaha saat ini. Sempitnya lahanusaha dapat diantisipasi dengan merencanakan pondasi untuk keperluan bangunanbertingkat, yang dapat ditambah, sewaktu-waktu dibutuhkan tambahan ruangan.
    ⦁    Agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan optimal. Semua alasan tersebut di atas dimaksudkan akan proses produksi lacar, tidak terganggu olehmasalah kekurangan bahan baku, kekurangan tenaga kerja, sampai dengankesulitas menambah kapasitas produksi di kemudian hari.
    ⦁    Menyesuaikan kemampuan perusahaan. Aspek lain yang tidak kalahpentingnya adalah masalah kemampuan perusahaan saat ini dan di kemudian hari.Penentuan lokasi usaha seringkali dipengaruhui juga oleh tersedianya danaperusahaan. Lokasi yang diinginkan tidak selamanya sesuai dengan dana yangtersedia, karena lokasi usaha yang baik/strategis biasanya menuntut investasi yangbesar/mahal juga.
    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan penentuan lokasi adalah:
    ⦁    Letak pasar. Faktor ini sangat penting, khususnya bagi perusahaan jasa (bank,restoran, toko, jasa konsultan, dll) atau manufaktur (meskipun jarang jarang) yangmemang memiliki karakteristik dekat dengan pasar.
    ⦁    Bahan baku. Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnyadidirikan di lokasi yang dekat dengan bahan baku (Perusahaan pengolahan kayu,miniman, makanan, dll).
    ⦁    Tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja juga menjadi faktor penting dalammenentukan lokasi usaha, terutama bagi perusahaan manufaktur yang umumnyabanyak membutuhkan banyak tenaga kerja dalam proses produksinya.
    ⦁    Masyarakat. Masyarakat merupakan faktor penting dalam penentuan lokasiusaha mengingat keberadaan perusahaan disamping dapat memberi manfaat tapijuga bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat, di sekitar usaha khusunya.
    ⦁    Peraturan Pemerintah. Pemerintah selama ini telah menentukan mana kawasanuntuk pemukiman dan mana untuk industri. Dengan demikian perusahaan tidakdapat atau akan mengalami kesulitas bila memilih lokasi yang bukan untukkawasan industri. Termasuk juga di sini masalah ijin mendirikan bangunan,ketinggian maksimal bangunan, pembauangan limbah, dan kebijakan pemerintahlainnya.
    ⦁    Listrik, air, telepon. Sarana pendukung ini tidak dapat diabaikan, karena hampirsetiap aktivitas perusahaan membutuhkan listrik, air, dan alat komunikasi.
    ⦁    Transportasi. Faktor ini juga penting, karena dengan transportasi ini bahan bakudidatangkan dan bahan jadi akan dikirim. Ter-abaikannya masalah transportasi akan menimbulkan kesulitas produksi (karena keterlambatan pengiriman bahanbaku misalnya) dan tersendatnya distribusi hasil produksi ke pasar.
    ⦁    Sarana prasarana pendukung. Ketersediaan lahan parkir yang memadai,pembuangan limbah, keamanan, fasilitas kesehatan kerja, merupakan faktor yangjuga tidakkalah pentingnya di dalam penentuan lokasi usaha.

    ⦁    Metode Pemilihan Lokasi
    Menentukan lokasi pabrik bisa menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
    ⦁    Metode Rating Factor
    Metode Factor Ratingini dilakukan dengan beberapa langkah :
    Pertama, menentukan dan mengurutkan faktor-faktor yang diperkirakan akanmempengaruhi aktivitas perusahaan nantinya.
    Kedua, setelah faktor-faktor tersebut diberikan bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya.Semakin penting pengaruh faktor tersebut pada operasional perusahaan, semakin besar bobot yang harus diberikan. Perlu diingat bahwa total bobot dari keseluruhan faktor haruslah 100%.
    Ketiga, tentukan beberapa lokasi alternatif usaha, selanjutnya bandingkan beberapa alternatif lokasi tersebut dengan mengacu pada faktor yang telah ditentukan sebelumnya
    Keempat, menganalisis kemungkinan dampak setiap faktor pada masing-masing lokasi alternatif. Lokasi yang lebih baik kondisinya untuk setiap faktor akan diberikan nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh dalam tabel di bawah, untuk faktor pasar, ternyata lokasi 1 lebih baik dari lokasi 2, sehingga nilainya diberi lebih tinggi.
    Kelima, Setelah semua faktor dibandingkan dan semua lokasi memiliki nilai, kalikan masing-masing nilai dalam setiap lokasi dengan bobotnya, dan selanjutnya dijumlah ke bawah. Lokasi yang memiliki nilai total tertinggi akan dipilih menjadi lokasi usaha perusahaan.
    Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh penggunaan metode Factor Rating berikut ini :

    Dari contoh perhitungan di atas, lokasi 1 lebih baik, karena memiliki nilai total yang lebih
    baik (nilai 93) dibanding dengan lokasi 2 (nilai 90).

    ⦁    Metode Break-Even Analysis
    Dalam analisis break-even, yang dipertimbangkan dalam memilih lokasi adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) yang akan ditimbulkan oleh alternatif-alternatif lokasi. Jadi harus diketahui dulu berapa besar biaya tetap dan biaya variabel yang akan timbul dari lokasi-lokasi yang dipertimbangkan, juga perlu diketahui berapa kapasitas pabrik yang direncanakan. Fixed cost, misalnya: biaya pembelian tanah, biaya pembuatan gedung, dll.Variable cost, misalnya: biaya bahan baku dan bahan penolong, dan lain-lain.
    Contoh. Ada tiga alternatif lokasi yang dipertimbangkan, yaitu lokasi A, B dan C.Perkiraan biaya tetap dan biaya variabeluntuk tiga lokasi tersebut adalah:


    Lokasi yang mana seharusnya dipilih, jika kapasitas produksi perusahaan adalah 2.000 unit barang jadi per tahun?
    Perhitungan biaya untuk 2.000 unit produk:
    Lokasi A →$ 30.000 + ($75 ×2.000) = $ 180.000
    Lokasi B →$ 60.000 + ($45 ×2.000) = $ 150.000
    Lokasi C →$ 110.000 + ($25 ×2.000) = $ 160.000
    Berarti, jika kapasitas produksi perusahaan adalah 2.000 unit barang, lebih hemat jika memilih lokasi B, yaitu hanya akan membutuhkan biaya sebesar $ 150.000. Perhitungan dalam analisis break-even, juga dapat dilakukan dengan metode grafik,
    seperti contoh sebagai berikut.


    ⦁    Metode Center of Gravity
    Pemilihan lokasi berdasarkan pendekatan pusat graviti (center of gravity approach) sering kali digunakan untuk memilih sebuah lokasi yang dapat meminimalkan jarak atau biaya menuju fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Misalnya, digunakan oleh perusahaan yang akan memilih sebuah lokasi untuk gudang atau pusat distribusi sebagai tempat untuk memasok barang kepada beberapa agen di suatu area tertentu.Pendekatan ini dimulai dengan membuat suatu peta berskala dari tempat-tempat yang akan dituju dengan memilih suatu titik sembarang sebagai titik pusat koordinat. Jarak dari satu tempat ke tempat lain diasumsikan berupa garis lurus, dan biaya distribusi per unit barang per kilometer dianggap sama. Pendekatan seperti ini memberikan pilihan lokasi yang tersentral, terutama dari segi transportasi. Kelemahan metode ini intinya pada perhitungan jarak yang dianggap sebagai garis lurus dan keadaan jalan yang dianggap sama kondisinya, serta lokasi yang dipilih belum tentu secara geologis bisa dipenuhi, misalnya berada di tengah laut, di daerah militer, atau di suatu lokasi yang tidak fisibel. Meskipun demikian, metode ini memberikan suatu informasi tentang letak yang dianggap terbaik dari suatu kasus alternatif lokasi. Penyesuaian perlu dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor, seperti kondisi jalan, biaya pengangkutan, upah minimum regional, potongan kuantitas, dan faktor lain yang relevan.


    BAB III
    PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

    ⦁    Perkembangan Perusahaan dan Rencana Perkembangan Perusahaan
    ⦁    Perkembangan perusahaandilakukan dengan cara penyebaran lokasi pemasaran dari kereta kayu mainan yang disebarkan di beberapa lokasi di Kecamatan Garut. Pembuatan kereta kayu mainan ini berukuran sedang dan dibuat dari bahan kayu albasiah dengan pewarnaan yang berbeda-beda warnanya pada setiap komponen kereta kayu mainan.
    ⦁    Rencana perkembangan perusahaan PT Trisan Consulting yaitu, menjual kereta kayu mainan dengan harga yang terjangkau, membuat kereta kayu mainan dengan bahan kayu albasiah yang berkualitas, membuat kereta kayu mainan yang aman dan nyaman dimainkan anak-anak, memberikan warna dan motif yang menarik pada kereta kayu mainan, menjual mainan kayu Kereta Api bukan hanya dijual di toko mainan, tetapi bisa dilakukan penjualan secara online, dijualkan oleh pedagang mainan keliling, dipromosikan melalui website perusahaan, dan memperluas daerah penjualan dan pemasaran di Kecamatan Garut.


    ⦁    Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan PT Kereta Kayu Mainan
    ⦁    Struktur organisasi PT Kereta Kayu Mainan sebagai berikut :


    Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Kereta Kayu Mainan

    ⦁    Uraian Jabatan PT Kereta Kayu Mainan
    Berikut uraian tugas jabatan masing-masing dalam perusahaan.
    ⦁    Direktur Utama
    Direktur utama merupakan pemimpin tertinggi perusahaan dan juga selaku pemilik  perusahaan. Perincian tugasnya adalah :
    ⦁    Sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang membidangi pengembangan perusahaan, pengadaan modal dan pengeluaran modal.
    ⦁    Menentukan kebijakan, ketentuan maupun strategiperusahaan secara menyeluruh
    ⦁    Merumuskan, menyusun dan menetapkan rencana jangka panjang perusahaan
    ⦁    General Umum
    ⦁    Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal
    ⦁    Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat
    ⦁    Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya
    ⦁    Manager Produksi
    Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut produksi
    ⦁    PPIC
    ⦁    Melakukan perencanaan produksi mengenai jumlah produk yang harus diproduksi
    ⦁    Mengontrol inventori yang tersedia di gudang
    ⦁    Melakukan pengadaan material
    ⦁    Melakukan aktivitas-aktivitas produksi seperti pengukuran, pemotongan, pengeboran, pembubutan, pemfreisan, penghalusan, dan perakitan.
    ⦁    Quality Control
    ⦁    Mengontrol dan mengendalikan kualitas produk
    ⦁    Manager Pemasaran
    Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut pemasaran
    ⦁    Promosi
    ⦁    Menyiapkan bahan atau materi promosi sesuai kebutuhan promosi suatu produk secara menyeluruh
    ⦁    Menganalisa spesifikasi setiap produk untuk dapat menemukan spesifikasi dan keunikan setiap produk yang akan digunakan sebagai materi promosi
    ⦁    Mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang diikuti sebagai sarana promosi perusahaan.
    ⦁    Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target promosi
    ⦁    Penjualan
    ⦁    Bertanggung jawab terhadap hasil penjualan produk
    ⦁    Membina dan membimbing sales team
    ⦁    Membina dan memelihara hubungan baik dengan distributor
    ⦁    Manager Keuangan
    Mengawasi dan mengelola keuangan yang ada di perusahaan
    ⦁    Audit
    ⦁    Mengontrol laporan pemasukan dan pengeluaran kas perusahaan, meminta laporan keuangan setiap bulan serta meneliti penyimpangan yang terjadi pada tiap anggaran keuangan
    ⦁    Pendanaan
    ⦁    Mengelolah dana perusahaan secara efisien guna meningkatkan keuntungan perusahaan
    ⦁    Merencanakan penyediaan sumber-sumber keuangan, mengatur alokasi dan penggunaan dana

    ⦁    Manager Sumber Daya Manusia
    Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi manajemen SDM di seluruh perusahaan agar dapat menunjang dan meningkatkan kinerja SDM dalam mencapai target perusahaan.
    ⦁    Pengembangan SDM
    ⦁    Membuatperencanaan, kebijakan, dan strategi dalam mengelola SDM
    ⦁    Memperkenalkan tempat kerja
    ⦁    Pengembangan dan pelatihan pegawai
    ⦁    Menentukan tujuan pengembangan individu dari profil pekerjaan
    ⦁    Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru.
    ⦁    Membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas.
    ⦁    Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran.
    ⦁    Public Relation
    ⦁    Mengelola dan mengembangkan media komunikasi internal dan eksternal perusahaan seperti majalah, bulletin, portal/intranet, situs perusahaan, laporan pemegang saham dan lain-lain untuk membina citra dan komunikasi perusahaan di mata karyawan dan stakeholder di luar perusahaan.

    ⦁    Jumlah Personil Setiap Bagian atau Departemen
    Penentuan jumlah personil pada setiap bagian dalam struktur organisasi sebagai berikut :
    Tabel 3.1 Jumlah Personil
    Bagian    Jumlah Personil
    Direktur Utama    1
    Manager Produksi    1
    Staff PPIC    2
    Staff Quality Control    2
    Manager Pemasaran    1
    Staff Promosi    1
    Staff Penjualan    1
    Manager Keuangan    1
    Staff Audit    1
    Staff Pendanaan    1
    Manager SDM    1
    Staff Pengembangan SDM    2
    Staff Public Relation    1
    Jumlah    16


    Lanjutan Tabel 3.2 Jumlah Mesin dan Jumlah Operator
    Nama Mesin    Jumlah    Operator
    Circ.Saw    4    4
    Disc.Sand    4    4
    Drill Press    4    4
    Jointer    3    3
    Cut Of Saw    4    4
    Planner    2    2
    Bench I    2    2
    Bench II    2    2
    Bench III    2    2
    Rack    1    1
    Spray Boot    2    2
    Oven    2    2
    Jumlah     32

    Pada Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah personil yang dibutuhkan sebanyak 48 personil

    ⦁    Menentukan Pasar untuk Penjualan Produk Tersebut dan Proyeksi Kebutuhan Produk sebagai Informasi untuk Perencanaan Produksi .
    Berikut beberapa ketentuan untuk menetapkan segmentasi pasar yang baik:
    ⦁    Segmen mudah di jangkau
    Segmentasi pasar haruslah mudah di jangkau sehingga proses pemasaran bisa lebih efektif. Jika segmentasi pasar sulit di jangkau maka pendistribusian produk pun juga sulit dilakukan.
    ⦁    Segmen mudah di ukur
    Segmentasi pasar bisa di ukur dengan jelas sehingga bisa memperkirakan seberapa besar kemampuan untuk memasuki pasar tersebut sebagai target pemasaran.
    ⦁    Sesuai kemampuan pemasar
    Segmentasi pasar yang di ukur sesuai kelayakan pemasar maksudnya bisa mengukur segmentasi pasar sesuai dengan kemampuan pemasaran produk. Jika segmen yang dipilih itu banyak kendalanya maka proses pemasaran tidak akan berjalan dengan mulus.
    Beberapa hal yang menyebabkan perlu dilakukan segmentasi pasar adalah:
    ⦁    Konsumen
    Produk kereta kayu mainan ini akan dipasarkan untuk kalangan anak-anak laki-laki maupun anak-anak perempuan di Garut.
    ⦁    Lingkungan
    Lingkungan juga bisa menjadi alasan mengapa segmentasi pasar itu diperlukan. Keadaan lingkungan yang beraneka ragam dan budaya yang berbeda itulah yang menyebabkan keinginan beli tiap orang berbeda pula.Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate).Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur. Dilihat dari jenis tanahnya secara garis besar, jenis tanah di wilayah Kabupaten Garut meliputi jenis tanah aluvial, asosiasi andosol, asosiasi litosol, asosiasi mediteran, asosiasi podsolik, dan asosiasi regosol. Dimana jenis tanah tersebut memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat menjadi suatu potensi maupun kendala dalam pemanfaatan lahan tertentu.

    Tabel 3.3Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Garut
    No    Nama Kecamatan    Luas (Ha)    Jumlah Desa/Kel    Luas  %
    1    Cisewu    9.483    7 Desa    3.09
    2    Caringin    17.703    5 Desa    5.78
    3    Talegong    10.874    7 Desa    3.55
    4    Bungbulang    13.444    12 Desa    4.39
    5    Mekarmukti    6.776    4 Desa    2.21
    6    Pamulihan    13.244    5 Desa    4.32
    7    Pakenjeng    19.844    12 Desa    6.47
    8    Cikelet    17.232    9 Desa    5.62
    9    Pameungpeuk    4.411    7 Desa    1.44
    10    Cibalong    21.359    10 Desa    6.97
    11    Cisompet    17.225    11 Desa    5.62
    12    Peundeuy    5.679    6 Desa    1.85
    13    Singajaya    6.769    9 Desa    2.21
    14    Cihurip    4.042    4 Desa    1.32
    15    Cikajang    12.495    11 Desa    4.08
    16    Banjarwangi    12.382    11 Desa    4.04
    17    Cilawu    7.763    18 Desa    2.53
    18    Bayongbong    4.995    17 Desa    1.63
    19    Cigedug    2.888    5 Desa    0.94
    20    Cisurupan    8.088    16 Desa    2.64
    21    Sukaresmi    3.517    6 Desa    1.15
    22    Samarang    5.971    12 Desa    1.95
    23    Pasirwangi    4.67    12 Desa    1.52
    24    Tarogong Kidul    1.871    7 Desa & 5 Kelurahan    0.61
    25    Tarogong Kaler    3.674    12 Desa & 1 Kelurahan    1.20
    26    Garut Kota    2.771    11 Kelurahan    0.90
    27    Karangpawitan    5.207    16 Desa & 4 Kelurahan    1.70
    28    Wanaraja    2.804    8 Desa    0.91


                     Lanjutan Tabel 3.3Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Garut
    No    Nama Kecamatan    Luas (Ha)    Jumlah Desa/Kel    Luas  %
    28    Wanaraja    2.804    8 Desa    0.91
    29    Pangatikan    1.819    8 Desa    0.59
    30    Sucinaraja    4.252    7 Desa    1.39
    31    Sukawening    3.883    11 Desa    1.27
    32    Karangtengah    2.328    4 Desa    0.76
    33    Banyuresmi    6.246    15 Desa    2.04
    34    Leles    7.351    12 Desa    2.40
    35    Leuwigoong    1.935    8 Desa    0.63
    36    Cibatu    4.143    11 Desa    1.35
    37    Kersamanah    1.65    5 Desa    0.54
    38    Cibiuk    1.99    5 Desa    0.65
    39    Kadungora    3.731    14 Desa    1.22
    40    Bl. Limbangan    7.359    14 Desa    2.40
    41    Selaawi    3.407    7 Desa    1.11
    42    Malangbong    9.238    23 Desa    3.01
    Jumlah    306.519    424 Desa / Kelurahan    100.00
    Sumber : BPN (Luas) dan BPMKL (Jumlah Desa)
    Perubahan akhir : 21/01/2014

    ⦁    Usia
    Usia menjadi salah satu tujuan pemasaran untuk produk, dalam hal ini juga harus memikirkan siapa yang akan anda jadikan target pemasaran. Produk kereta kayu mainan ini ditujukan untuk usia 5 tahun sampai 9 tahun.
    Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Gender di Kabupaten Garut Tahun 2010
    Kelompok Umur    Penduduk (Orang/Persons)
         Laki-laki/Male    Perempuan/Female    Jumlah Total
    [1]    [2]    [3]    [4]
     0 – 4    130638    124242    254880
     5 – 9    142460    135138    277598
     10 – 14    141896    135413    277309
     15 – 19    114464    108701    223165
     20 – 24    91994    92378    184372
     25 – 29    99611    97543    197154
     30 – 34    90409    87558    177967
     35 – 39    88058    84770    172828
     40 – 44    74586    73261    147847
     45 – 49    65492    63459    128951
     50 – 54    52437    51346    103783
     55 – 59    39902    37427    77329
    Lanjutan Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Gender di Kabupaten Garut Tahun 2010
    Kelompok Umur    Penduduk (Orang/Persons)
         Laki-laki/Male    Perempuan/Female    Jumlah Total
    [1]    [2]    [3]    [4]
     60 – 64    29392    31525    60917
     65 – 69    23473    24858    48331
     70 – 74    16522    18872    35394
     75+    17900    21361    39261
    Kabupaten Garut    1219234    1187852    2407086

    Tabel 3.5Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Gender di Kabupaten Garut Tahun 2011
    Kelompok Umur    Penduduk (Orang/Persons)
         Laki-laki/Male    Perempuan/Female    Jumlah Total
    [1]    [2]    [3]    [4]
     0 – 4    130462    124318    254780
     5 – 9    144839    137247    282086
     10 – 14    145107    138424    283531
     15 – 19    115047    109129    224176
     20 – 24    92401    91799    184200
     25 – 29    100941    98361    199302
     30 – 34    92184    89052    181236
     35 – 39    90090    86635    176725
     40 – 44    76328    75383    151711
     45 – 49    67671    66076    133747
     50 – 54    54109    53167    107276
     55 – 59    41249    38734    79983
     60 – 64    29390    32079    61469
     65 – 69    24181    25872    50053
     70 – 74    16526    19389    35915
     75+    17857    21864    39721
    Kabupaten Garut    1238382    1207529    2445911


    Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Gender di Kabupaten Garut Tahun 2012
    Kelompok Umur    Penduduk (Orang/Persons)
         Laki-laki/Male    Perempuan/Female    Jumlah Total
    [1]    [2]    [3]    [4]
     0 – 4    132499    126487    258986
     5 – 9    147068    139617    286685
     10 – 14    147326    140794    288120
     15 – 19    116854    111071    227925
     20 – 24    93886    93445    187331
     25 – 29    102548    100093    202641
     30 – 34    93636    90604    184240
     35 – 39    91473    88097    179570
     40 – 44    77478    76658    154136
     45 – 49    68684    67181    135865
     50 – 54    54914    54043    108957
     55 – 59    41856    39377    81233
     60 – 64    29820    32601    62421

    Tabel 3.7Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Gender di Kabupaten Garut Tahun 2013
    Kelompok Umur    Penduduk (Orang/Persons)
         Laki-laki/Male    Perempuan/Female    Jumlah Total
    [1]    [2]    [3]    [4]
     0 – 4    134525    129037    263562
     5 – 9    135418    129140    264558
     10 – 14    137998    132464    270462
     15 – 19    120631    115218    235849
     20 – 24    99533    99100    198633
     25 – 29    95578    93318    188896
     30 – 34    91431    89850    181281
     35 – 39    90543    88958    179501
     40 – 44    80516    79842    160358
     45 – 49    72534    70635    143169
     50 – 54    58203    58212    116415
     55 – 59    45971    45511    91482
     60 – 64    36175    35929    72104
     65 – 69    25465    27561    53026
     70 – 74    18737    20575    39312
     75+    19439    24363    43802
    Kabupaten Garut    1262697    1239713    2502410

    ⦁    Market Share
    Market sharepada pemasaran kereta kayu mainan ditetapkan sebesar 30%berdasarkan jumlah penduduk usia 5-9 tahun dan dengan mempertimbangkan atas resiko akan kurangnya minat konsumen terhadap pembelian produk  kereta kayu mainan.

    ⦁    Peramalan
    Peramalan yang digunakan adalah data jumlah penduduk di Kabupaten Garut berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013yang dapat dilihat pada Tabel 3.8berikut ini.
    Tabel 3.8 Data jumlah penduduk di Kabupaten Garut berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013
    Periode    Kelompok Umur    Total Penduduk Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan
    2010     5 – 9    277598
    2011     5 – 9    282086
    2012     5 – 9    286685
    2013     5 – 9    264558

    ⦁    Plotting Data Demand Aktual
    Data pada Tabel 3.8 dibuat grafik plotting data, sehingga akan terlihat bentuk pola datanya yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.


    Gambar 3.2 Grafik Plotting Data

    ⦁    Peramalan dengan menggunakan metoda peramalan sesuai dengan pola data yang terjadi
    Berdasarkan hasil perhitungan software QS3 metode yang terpilih adalah metode Double Exponential SmoothingBrown (DES Brown)yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.

    Gambar 3.3Double Exponential SmoothingBrown(DES Brown)

    ⦁    Uji kesalahan peramalan
    Berdasarkan hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan software QS 3.0 terhadap 6 metode peramalandiperoleh nilai MAD dan MSD sebagai berikut :
    ⦁    Simple Average (SA)
    MAD    : 9632.00
    MSD    : 1.2516E8
    ⦁    Single Moving Average (SMA)
    MAD    : 13335.25
    MSD    : 2.1997E8
    ⦁    Double Moving Average (DMA)
    MAD    : 13418,50
    MSD    : 3.5714E8
    ⦁    Single Exponential Smoothing (SES)
    MAD    : 8872,09
    MSD    : 90931896
    ⦁    Double Exponential Smoothing with Brown (DES Brown)
    MAD    : 8871,86
    MSD    : 90924760
    ⦁    Double Exponential Smoothing with Holt (DES Holt)
    MAD    : 8872,19
    MSD    : 9093464
    Metode yang memperoleh nilai MAD dan MSD terkecil merupakan metode peramalan terbaik, maka dipilih metode peramalan Double Exponential Smoothing with Brown (DES Brown) untuk meramalkan permintaan untuk periode yang akan datang.

    ⦁    Uji Moving Range
    Tabel 3.9 Hasil Pengujian Moving Range
    Periode    Data aktual    Ramalan    Xt-Ft    MR    IMRI
    1    277598    0.00             
    2    282086    277598     4488        
    3    286685    277598.2    9086.8    4598.8      4598.8
    4    264558    277598.8    -13040.8    -22127.6    22127.6
    JUMLAH    26726.4







    n = jumlah periode MR
    UCL        = +2,66.     = +2,66 () = 35546,112
    CL        = 0
    LCL        = -2,66.     = -2,66 () = - 35546,112
    Region A     = +1,77.     = +1,77 () = 23652,864
    Region A     = -1,77.     = -1,77 () = - 23652,864
    Region B     = + 0,89.     = +0,89 () =  11893,248
    Region B     = - 0,89.     = -0,89 () = - 11893,248
    Region C     = CL                = 0

    Gambar 3.4Moving Range Test
    ⦁    PerbandinganDemand Aktual Terhadap Hasil Ramalan
    Hasil Peramalan untuk 4 periode kedepan dengan menggunakan metode yang terpilih yaitu Double Exponential Smoothing with Brown(DES Brown).
    Tabel  3.10Hasil Pemilihan Ramalan Terbaik Double Exponential Smoothing with Brown(DES Brown)
    Periode    Demand Aktual    Ramalan
    2010    277598    -
    2011    282086    277598
    2012    286685    277598.2
    2013    264558    277598.8
    2014        277598.8
    2015        277598.8
    2016        277598.8
    2017        277598.8


    ⦁    Menentukan Lokasi Pabrik Menggunakan Teori Lokasi Fasilitas
    Tujuan dari perencanaan lokasi adalah agar perusahaan mampu memberikan pelayananyang baik karena tempat usaha yang strategis tentunya akan memudahkan perusahaan mendapatkan dan selanjutnya mempertahankan konsumennya. Untuk jumlah penduduk menurut kelompok usia per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.9.
    Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Per Kecamatan
    No    Nama Kecamatan    0-14    15-64    65 +    Tahun
    1    Cisewu    9553    21063    1781    2009
    2    Caringin    10184    16908    1212    2009
    3    Talegong    9453    19209    1517    2009
    4    Bungbulang    19336    35761    2983    2009
    5    Mekarmukti    4946    9114    660    2009
    6    Pamulihan    5691    10663    860    2009
    7    Pakenjeng    22092    36031    2363    2009
    8    Cikelet    12977    22276    1851    2009
    9    Pameungpeuk    11640    22973    2057    2009
    10    Cibalong    13524    23397    1467    2009
    11    Cisompet    16657    30189    2226    2009
    12    Peundeuy    8561    12935    1065    2009
    13    Singajaya    15300    26404    1894    2009
    14    Cihurip    5686    10543    714    2009
    15    Cikajang    24859    42897    2915    2009
    16    Banjarwangi    21049    32299    1733    2009
    17    Cilawu    30971    60122    4936    2009


    Lanjutan Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Per Kecamatan
    No    Nama Kecamatan    0-14    15-64    65 +    Tahun
    18    Bayongbong    30742    52013    4080    2009
    19    Cigedug    13516    20032    1388    2009
    20    Cisurupan    30581    53674    3886    2009
    21    Sukaresmi    12755    19036    1509    2009
    22    Samarang    24782    39682    2761    2009
    23    Pasirwangi    22310    33936    1937    2009
    24    Tarogong Kidul    29303    59776    3769    2009
    25    Tarogong Kaler    24570    48606    3761    2009
    26    Garut Kota    36614    79945    6248    2009
    27    Karangpawitan    36449    65862    4720    2009
    28    Wanaraja    13346    27177    2237    2009
    29    Sucinaraja    8147    16340    1462    2009
    30    Pangatikan    12567    22438    1653    2009
    31    Sukawening    17357    30407    2753    2009
    32    Karangtengah    6090    9654    879    2009
    33    Banyuresmi    26289    47630    3858    2009
    34    Leles    25032    42856    3383    2009
    35    Leuwigoong    13877    26621    2162    2009
    36    Cibatu    20971    4344    3595    2009
    37    Kersamanah    11085    21542    1605    2009
    38    Cibiuk    10725    17209    1235    2009
    39    Kadungora    26126    51072    3733    2009
    40    Bl Limbangan    25608    45499    3529    2009
    41    Selaawi    12577    22921    1870    2009
    42    Malangbong    39358    66690    4754    2009
    Total
          773256    1357746    105001    84378

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan penentuan lokasi adalah :
    ⦁    Lokasi pasar
    ⦁    Bahan baku
    ⦁    Tenaga kerja
    ⦁    Transportasi
    ⦁    Perluasan
    ⦁    Listrik,air
    Untuk rating factor dapat dilihat pada Tabel 3.11

    Tabel 3.11Penentuan Lokasi Pabrik dengan Metode Rating Factor
    Factor Rating
    Faktor    Bobot    Lokasi Kecamatan Cilawu    Lokasi Kecamatan Bayongbong    Lokasi Kecamatan Kadungora    Lokasi Kecamatan Garut Kota
              Nilai    B x N    Nilai    B x N    Nilai    B x N    Nilai    B x N
    Lokasi pasar    30    100    30    90    27    100    30    100    30
    Bahan Baku    22    80    17.6    100    22    90    19.8    90    19.8
    Tenaga Kerja    22    80    17.6    90    19.8    70    15.4    90    19.8
    Transportasi    10    75    7.5    70    7    80    8    80    8
    Perluasan    10    100    10    90    9    70    7    90    9
    Listrik, air    6    75    4.5    75    4.5    70    4.2    80    4.8
    Jumlah    100        87.2        89.3        84.4        91.4


    Factor Rating
    Faktor    Bobot    Lokasi Kecamatan Karangpawitan    Lokasi Kecamatan Tarogong Kidul    Lokasi Kecamatan Cisurupan    Lokasi Kecamatan Malangbong
              Nilai    B x N    Nilai    B x N    Nilai    B x N    Nilai    B x N
    Lokasi pasar    30    100    30    90    27    100    30    100    30
    Bahan Baku    22    90    19.8    100    22    90    19.8    90    19.8
    Tenaga Kerja    22    100    22    90    19.8    90    19.8    80    17.6
    Transportasi    10    80    8    70    7    80    8    75    7.5
    Perluasan    10    100    10    80    8    90    9    80    8
    Listrik, air    6    80    4.8    80    4.8    80    4.8    70    4.2
    Jumlah    100        94.6        88.6        91.4        87.1

    Lokasi pabrik yang dipilih berada di kecamatan Karangpawitan dikarenakan memiliki nilai total yang lebih baik (nilai 94,6) dibandingkan dengan lokasi kecamatan lainnya.





    BAB IV
    ANALISIS

    Penentuan jumlah personil yang ada di PT Kereta Kayu Mainan sebanyak 48 personil berdasarkan kebutuhan jumlah personil pada bagian struktur organisasi di perusahaan dan kebutuhan jumlah operator dalam mengoperasikan mesin-mesin produksi.Segmentasi pasar dalam memasarkan produk kereta kayu mainan.
    Pemasaran produk kereta kayu mainanbukan hanya untuk menjual barang saja namun pemasaran yang dilakukan harus memperhatikan segmen pasar. Bila pemasaran hanya difokuskan sekedar mendapatkan banyak konsumen tanpa memperhatikan segmen pasar, kadang pemasaran tidak akan berjalan dengan lancar bahkan hanya beberapa saat saja produk laku dipasaran.Oleh karena itu, produk kereta kayu mainan berukuran sedang dan dibuat dari bahan kayu albasiah ini akan dipasarkan di Kecamatan Garut. Pembuatan kereta kayu mainan ini ditujukan pada konsumen anak-anak laki-laki dan perempuan yang berusia 5-9 tahun dikarenakan produk kereta kayu mainan ini mempunyai desain yang menarik dan warna serta motif yang beraneka ragam sehingga anak perempuan pun akan tertarik untuk memilikinya. Produk kereta kayu mainan ini akan dijual di toko mainan, secara online, dijualkan oleh pedagang mainan keliling, dipromosikan melalui website perusahaan, dan memperluas daerah penjualan dan pemasaran di Kecamatan Garutdengan harga yang terjangkau, aman dan nyaman dimainkan anak-anak.
    Untuk memperkirakan data permintaan produk kereta kayu mainan di masa yang akan datang dipilih metode peramalan Double Exponential Smoothing With Brown dikarenakan nilai MAD dan nilai MSD lebih kecil dibandingkan dengan metode peramalan lain. Metode Des Brown membentuk grafik yang sesuai dengan pola data Trend yang dapat dimodifikasi oleh fenornena musiman yang berarti penjualan produk kereta kayu mainan ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data dan penjualan dari produk ini terjadi berulang dengan sendirinya pada interval yang tetap seperti tahun, bulan, atau minggu.
    Dalam menentukan lokasi pabrik digunakan metode rating factordengan mempertimbangkan faktor lokasi pasar, faktor bahan baku, faktor tenaga kerja, faktor transportasi, faktor perluasan, dan faktor listrik dan air. Pemilihan lokasi pabrik dilakukan terhadap 8 kecamatan di kabupaten Garut, hal ini didasarkan pada persentase dari 42 kecamatan dan jumlah penduduk terbanyak pada setiap kecamatan. Pembobotan untuk setiap faktor disesuaikan dengan tingkat kepentingan faktor tersebut terhadap keberlangsungan perkembangan perusahaan sehingga lokasi pabrik yang dipilih berada di kecamatan Karangpawitan dikarenakan memiliki nilai total yang lebih baik (nilai 94,6) dibandingkan dengan lokasi kecamatan lainnya.





    BAB V
    KESIMPULAN

    Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut :
    ⦁    PT Kereta Kayu Mainan mempunyai struktur organisasi beserta uraian jabatan yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi yang terdiri dari Direktur Utama, General Umum, Manager Produksi yang terdiri dari PPIC dan Quality Control, Manager Pemasaran yang terdiri dari Promosi dan Penjualan, Manager Keuanganyang terdiri dari Audit dan Pendanaan,
    Manager Sumber Daya Manusia yang terdiri dari Pengembangan SDM dan Public Relation.
    ⦁    Penentuan jumlah personil yang ada di PT Kereta Kayu Mainan sebanyak 48 personil
    ⦁    Pembuatan kereta kayu mainan ini ditujukan pada konsumen anak-anak laki-laki dan perempuan yang berusia 5-9 tahun
    ⦁    Data permintaan produk kereta kayu mainan di masa yang akan datang dipilih metode peramalan Double Exponential Smoothing With Brown
    ⦁    Lokasi pabrik yang dipilih berada di kecamatan Karangpawitan dikarenakan memiliki nilai total yang lebih baik dibandingkan dengan lokasi kecamatan lainnya.
    Jadi output pada modul manajemen organisasi dan pemasaran ini adalah data permintaan, lokasi pabrik dan manajemen organisasi dan personalia.
    LAMPIRAN

    ⦁    Peta Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Garut




    LAMPIRAN

    Tabel Pertambahan Penduduk 1971-2013

  • Copyright © - INDO html - INDO html - Powered by Blogger - Designed by inggisxXx